Saat satu pasangan menikah, bukan hanya dua individu itu saja yang harus saling kenal dan mendapatkan apa adanya. Namun kedua keluarga dari istri dan suami harus juga saling mengenal dan memahami serta mendapatkan keadaan keluarga barunya tersebut. Sayang, aneka macam kekerabatan antara menantu dan mertua yang tidak berjalan dengan baik. Hasil survey yang dilakukan oleh University of Wisconsin-Stevens (USWP), Amerika Serikat pun mengambarkan bahwa konflik menantu wanita dengan ibu mertuanya lebih besar dibanding menantu laki-laki dengan mertuanya.
Banyak sekali faktor-faktor yang menjadi alasannya ialah musabab peperangan mertua dan menantu yang sulit bearkhir. Ulasan mengenai itu mampu di baca dengan meng-klik tautan ini. (Ini Alasan Peperangan Ibu Mertua Dan Menantu Tidak Pernah Berakhir). Meskipun sulit, namun kekerabatan yang baik dengan mertua harus terus di ikhtiarkan, karena kejengkelan yang menjadi-jadi tersebut mampu memicu konflik keluarga yang hebat.
Dalam Islam, kewajiban seorang istri ialah mematuhi suaminya. Termasuk mengikuti segala aturan suami yang selaras dengan aturan syariat Islam. Menyayangi suami berarti menyayangi kedua orang tuanya juga, sehingga jikalau seorang istri tidak mau mengunjungi rumah mertuanya berarti, suami wajib menegur sang istri.
Dalam Al-Musnad dan Shahih Ibnu Hibban disebutkan bahwa Nabi Shallalahu Alaihi Wa Sallam bersabda “ Jika seorang wanita telah mengerjakan shalat lima waktu, berpuasa satu bulan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka akan dikatakan kepadanya, ‘Masuklah kau ke dalam surga dari pintu-pintu surga mana saja yang kau kehendaki’ “
Ketaatan yang tepat dari seorang istri terhadap suaminya ialah berbuat baik dan berbakti kepada orang bau tanah yang telah melahirkan dan membesarkan cuilan jiwanya tersebut. Jika ada sesuatu yang buruk muncul dari mertua maka bersabarlah, balas dengan kebaikan-kebaikan. Karena Rasulullah pun mengajarkan untuk selalu berbuat baik pada orang yang memperlakukan kita dengan tidak baik.
Jika mertua marah karena perbuatan kita, maka sudah sepatutnya kita meminta sebelum simpulan hidup menjemput. Pun ternyata mertua telah meninggal sebelum kita meminta maaf, maka perbanyaklah berdoa biar mendapat ampunan. Perlakukanlah mertua, layaknya orang bau tanah kandung kita sendiri. Bagaimanapun, merekalah yang membesarkan suami kita sampai dia mampu setangguh sekarang dan menjaga kita setulus hati.
Saat istri berbuat dzalim pada mertua, suami juga mampu terkena durhaka karena tidak mencegah, melarang atau menghukumnya. Maka beristigfarlah jikalau selama ini berbuat ibarat itu. Sesungguhnya Tuhan Maha meneriam taubat lagi Maha Penyayang.
Tuhan berfirman “Katakanlah. ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kau berputus asa dari Rahmat Allah. Sesungguhnya Tuhan mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang; “ (Q.S Az-Zumar:53)
Perbaikilah kekerabatan yang tidak menyenangkan dengan mertua. Jika kita berusaha dan terus berikhtiar maka kekerabatan baik yang kita inginkan akan tercapai. Ingat, Tuhan tidak akan merubah nasib sebuah kaum, sebelum kaum itu berusaha mengubahnya sendiri.
Dari; dailymoslem

0 Response to "Pandangan Islam Tentang Menantu Yang Tidak Mau Mengunjungi Mertuanya"
Posting Komentar