10 Kiat-Kiat Meraih Sukses ibadah Puasa di Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan yang penuh berkah akan terasa begitu cepat dan singkat meninggalkan kita alasannya waktu bulan ramadhan hanya 29 atau 30 hari saja. Sedangkan ramadhan belum tentu bisa kita jumpai di tahun-tahun berikutnya .
Penyesalan akan terasa bilamana bulan ramadhan pergi begitu saja tanpa ampunan dan pahala yang berlipat bisa kita capai sungguh suatu kerugian tidak bisa mencapai derajat taqwa kesempatan tiba tapi dibuang begitu saja/
Yang Mahakuasa SWT berfirman :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ {183}
أَيَّامًا مَّعْدُودَاتٍ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةُ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرُُ لَّهُ وَأَن تَصُومُوا خَيْرُُ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ {184}
:" Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kau berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kau semoga kau bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu “ (QS Baqoroh 183-184)
Mari kita renungkan sejenak kedua hadits Nabi Muhammad SAW berikut ini;
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ عِنْدَهُ أَبَوَاهُ الْكِبَرَ فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ (رواه الترمذي)
“ Dari Abi Hurairah ra.berkata, Rasulullah SAW bersabda; “celaka seseorang pada ketika namaku di sebut di sisinya, namun ia tidak bershalawat kepadaku. Dan celakalah seseorang yang telah memasuki bulan ramadhan serta bulan itu pun pergi meninggalkannya. Akan tetapi ia belum juga mendapat ampunan. Dan celaka seseorang yang semasa hidupnya sempat mendapati kedua orang tuanya. Namun begitu, keduanya tidak bisa memasukkannya kedalam Syurga. (HR. at-Turmudzi)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَكَمْ مِنْ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَرُ (رواه أحمد)
“ Dari Abi Hurairah ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda; “berapa banyak orang yang berpuasa, mereka tidak mendapat sesuatu apapun dari puasanya, melainkan hanya lapar semata. Dan berapa banyak orang yang beribadah di malam hari, mereka tidak mendapatakan apapun dari ibadah yang di lakukannya melankan hanya sekedar terjaga malam” (HR. Imam Ahmad)
Oleh alasannya itu persiapkan segalanya dalam menyambut bulan ramadhan semoga tidak menyesal dan golongan orang yan gagal dan merugi.
Ada beberapa tips Kiat-Kiat Meraih Sukses ibadah Puasa di Bulan Ramadhan yang perlu diperhatikan semoga mendapat kucuran rahmat dan keberkahan bulan ramadhan
1. Sambutlah kedatangan bulan ramadhan ini dengan penuh suka cita,bergembira dan bersyukur. Jangan sekali-kali kita sambut ramadhan dengan kesedihan, kelesuan apalagi merasa terbebani, Karena apapun perasaanhati dan kondisi pikiran seseorang akan sangat menghipnotis tindakan dan prilaku selanjutnya
2. Kenali dan kuasai dengan baik aliran Islam wacana puasa serta amal ibadah lain di bulan ramadhan. Adapun diantara yang mesti kita pahami adalah wacana syarat dan rukun puasa, pembatal-pembatal puasa, kesunahan dan kemakruhannya, factor-faktor yang meringankan seseorang tidak berpuasa serta konsekwensinya, tuntunan salat tarawih, tata cara tadarrus, zakat fitrah dan lain sebagainya.
3.Lakukan planning atau perencanan yang tepat, efesien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan ibadah yang akan kita laksanakan selama ramadhan. Buatlah jadwal dan aturlah sedemikian rupa acara rutin kita. Misalnya jam berapa saya harus mengaji dan tadarrus al-Qur’an, jam sekian baca buku agama, kumpul dan buka bersama keluarga, tarawih di mesjid atau mushalla ini, salat berjamah dll. Semua sajian acara harus terencana dngan rapi dan hendaknya secara istiqamah di jaga dan laksanakan.
4.Kurangi aktifitas –aktifitas yang masih memungkinkan untuk di kurangi bahkan kalau perlu di istirahatkan untuk sementara ramadhan. Hindari sebisa mungkin pekerjaan berat yang banyak menguras tenaga terutama di siang hari. Pekerjaan tersebut terperinci akan besar lengan berkuasa pada kondisi fisik ketika beribadah Tarawih dan lainnya. Orang bau tanah dulu sering mengajarkan petuah pada anaknya ketika ramadhan tiba;
“ Nak, Ramadhan itu bulan ibadah, bulan taqarrub kepada Allah. Nikmati hasil usahamu selama 11 bulan kemaren sebagai bekal ibadah dibulan suci ini. Jangan hingga setahun penuh, usiamu dihabiskan untuk urusan duniamu, minimal satu bulan ini kau fokuskan untuk beramal”
5. Jaga kondisi badan selama berpuasa dengan cara mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi dan bervitamin yang di butuhkan badan semoga badan senantiasa fit dan stabil. Khususnya, di saat-saat berbuka dan sahur.
6. Buatlah jangkar pertahanan puasa dengan menjaga lingkungan pergaulan, khususnya yang sanggup merusak nilai pahala ibadah puasa kita. hindari bahagia bergerombol atau duduk-duduk di pinggir jalan atau ngerumpi yang tak jelas. Diriwayatkan oleh Anas ra, Rasulullah SAW bersabda;
“Ada lima kasus yang sanggup merusak (pahala) puasa, yaitu: berdusta,menggunjing keburukan orang ,mengadu domda, sumpah palsu dan memandang dengan di sertai syahwat”
7. Menghayati Hikmah dan Manfaat Puasa bagi Kita
Jika seorang memahami maksud, pesan yang tersirat dan manfaat dari apa yang dilakukan, maka tentulah ia akan menjalankannya dengan ringan dan bahagia hati. Maka begitu pula seorang yang berpuasa, ketika ia benar-benar bisa menghayati pesan yang tersirat puasa, maka ibadah yang terlihat berat ini akan dijalani dengan penuh kekhusyukan dan hati yang ringan.
Rasulullah SAW bersabda :
لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“ Sungguh bau verbal orang yang berpuasa, lebih wangi di sisi Yang Mahakuasa SWT dari aroma kesturi “ (HR Bukhori).
Dengan memahami pesan yang tersirat puasa yang begitu besar dan mulia bagi diri kita, maka insya Yang Mahakuasa menciptakan kita lebih semangat dalam menjalani hari-hari Ramadhan kita.
8. Mengetahui fiqh dan aturan-aturan dalam Ibadah
Puasa. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda :“seorang faqih (ahli ilmu agama) lebih ditakuti syetan dari pada seribu andal ibadah (tanpa ilmu) “. (HR Ibnu Majah).
Hadits diatas menegaskan kepada kita wacana urgensinya beribadah dengan ilmu. Bahkan salah satu syarat diterimanya ibadah ialah ittiba atau sesaui hukum dan sunnah Rasulullah SAW. Dalam kaitannya dengan puasa, sungguh ibadah ini memiliki kekhususan dalam hukum fiqhnya yang berbeda dengan lainnya. Agar kita bisa menjalani ibadah ini dengan baik tanpa keraguan sedikitpun. Hal yang penting kita ketahui utamanya wacana apa-apa yang dibolehkan, apa-apa yang membatalkan, siapa saja yang boleh berbuka dan apa konsekuensinya. Mari kita sempatkan dalam hari-hari ini untuk kembali mengkaji fiqh seputar puasa.
9. Menjaga Puasa kita semoga tetap utuh pahalanya
Yang dimaksud menjaga puasa kita ialah upaya untuk menimbulkan pahala puasa kita utuh. Dua cara yang harus kita lakukan dalam kaitannya dengan hal ini, yaitu menjalani sunnah-sunnah puasa, serta menjauhi hal-hal yang bisa mengurangi pahala dan pesan yang tersirat puasa. Adapun sunnah-sunnah puasa, antara lain ialah mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka. Sunnah yang sederhana ini ialah bab dari akomodasi dan keindahan syariat Islam. Kita diminta mengakhirkan sahur, sebagai persiapan untuk menjalani puasa seharian.
Menjaga puasa juga dengan menjauhi segala perilaku dan tindakan yang akan mengurangi keberkahan puasa kita, menyerupai : murka tiada guna, emosional, berdusta dalam perkataan, ghibah, maupun kemaksiatan secara umum. Hal-hal semacam di atas, selain tidak boleh secara umum bagi seorang muslim, juga akan menghipnotis kualitas puasanya di hadapan Yang Mahakuasa SWT.
Jauh-jauh hari Rasulullah SAW telah mengingatkan kepada kita :
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ ، وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلاَّ السَّهَرُ.
Betapa Banyak Orang berpuasa tapi tidak mendapat (pahala) apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar, dan betapa banyak orang yang sholat malam (tarawih) tapi tidak mendapat apa-apa selain begadang saja (HR An-NAsai)
10 Istiqomah hingga final Ramadhan.
Bulan ramdhan dipenuhi banyak amalan yang sungguh akan melelahkan sebagian besar orang. Karenanya kita sering menjadi saksi bagaimana kaum muslimin ‘berguguran’ dalam perlombaan Ramadhan ini sebelum mencapai garis finishnya. Sholat tarawih di masjid mulai menyusut bertahap seiring berlalunya hari-hari awal Ramadhan.
Karenanya, merupakan hal yang tidak bisa dibantah ialah jikalau kesuksesan Ramadhan bergantung dari keistiqomahan kita menjalani semua kebaikan di dalamnya hingga final Ramadhan tiba. Syariat kita yang indah pun seolah memperlihatkan motivasi di ujung ramadhan, semoga kita bertambah semangat dalam beribadah, yaitu dengan menurunkan malam lailatul qadar yang mulia. Rasulullah SAW pun menjalankan I’tikaf untuk menutup bulan keberkahan ini. Beliau juga bersungguh-sungguh di penghujung Ramadhan. Ibunda Aisyah menceritakan kepada kita :
كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
ialah Nabi SAW ketika masuk sepuluh hari yang terakhir (Romadhon), menghidupkan malam, membangunkan istrinya, dan mengikat sarungnya (HR Bukhori dan Muslim
Demikian 10 Kiat-Kiat Meraih Sukses ibadah Puasa di Bulan Ramadhan, semoga bermanfaat
Bulan Ramadhan yang penuh berkah akan terasa begitu cepat dan singkat meninggalkan kita alasannya waktu bulan ramadhan hanya 29 atau 30 hari saja. Sedangkan ramadhan belum tentu bisa kita jumpai di tahun-tahun berikutnya .
Penyesalan akan terasa bilamana bulan ramadhan pergi begitu saja tanpa ampunan dan pahala yang berlipat bisa kita capai sungguh suatu kerugian tidak bisa mencapai derajat taqwa kesempatan tiba tapi dibuang begitu saja/
Yang Mahakuasa SWT berfirman :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ {183}
أَيَّامًا مَّعْدُودَاتٍ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةُ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرُُ لَّهُ وَأَن تَصُومُوا خَيْرُُ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ {184}
:" Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kau berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kau semoga kau bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu “ (QS Baqoroh 183-184)
Mari kita renungkan sejenak kedua hadits Nabi Muhammad SAW berikut ini;
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ عِنْدَهُ أَبَوَاهُ الْكِبَرَ فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ (رواه الترمذي)
“ Dari Abi Hurairah ra.berkata, Rasulullah SAW bersabda; “celaka seseorang pada ketika namaku di sebut di sisinya, namun ia tidak bershalawat kepadaku. Dan celakalah seseorang yang telah memasuki bulan ramadhan serta bulan itu pun pergi meninggalkannya. Akan tetapi ia belum juga mendapat ampunan. Dan celaka seseorang yang semasa hidupnya sempat mendapati kedua orang tuanya. Namun begitu, keduanya tidak bisa memasukkannya kedalam Syurga. (HR. at-Turmudzi)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَكَمْ مِنْ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَرُ (رواه أحمد)
“ Dari Abi Hurairah ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda; “berapa banyak orang yang berpuasa, mereka tidak mendapat sesuatu apapun dari puasanya, melainkan hanya lapar semata. Dan berapa banyak orang yang beribadah di malam hari, mereka tidak mendapatakan apapun dari ibadah yang di lakukannya melankan hanya sekedar terjaga malam” (HR. Imam Ahmad)
Oleh alasannya itu persiapkan segalanya dalam menyambut bulan ramadhan semoga tidak menyesal dan golongan orang yan gagal dan merugi.
Ada beberapa tips Kiat-Kiat Meraih Sukses ibadah Puasa di Bulan Ramadhan yang perlu diperhatikan semoga mendapat kucuran rahmat dan keberkahan bulan ramadhan
1. Sambutlah kedatangan bulan ramadhan ini dengan penuh suka cita,bergembira dan bersyukur. Jangan sekali-kali kita sambut ramadhan dengan kesedihan, kelesuan apalagi merasa terbebani, Karena apapun perasaanhati dan kondisi pikiran seseorang akan sangat menghipnotis tindakan dan prilaku selanjutnya
2. Kenali dan kuasai dengan baik aliran Islam wacana puasa serta amal ibadah lain di bulan ramadhan. Adapun diantara yang mesti kita pahami adalah wacana syarat dan rukun puasa, pembatal-pembatal puasa, kesunahan dan kemakruhannya, factor-faktor yang meringankan seseorang tidak berpuasa serta konsekwensinya, tuntunan salat tarawih, tata cara tadarrus, zakat fitrah dan lain sebagainya.
3.Lakukan planning atau perencanan yang tepat, efesien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan ibadah yang akan kita laksanakan selama ramadhan. Buatlah jadwal dan aturlah sedemikian rupa acara rutin kita. Misalnya jam berapa saya harus mengaji dan tadarrus al-Qur’an, jam sekian baca buku agama, kumpul dan buka bersama keluarga, tarawih di mesjid atau mushalla ini, salat berjamah dll. Semua sajian acara harus terencana dngan rapi dan hendaknya secara istiqamah di jaga dan laksanakan.
4.Kurangi aktifitas –aktifitas yang masih memungkinkan untuk di kurangi bahkan kalau perlu di istirahatkan untuk sementara ramadhan. Hindari sebisa mungkin pekerjaan berat yang banyak menguras tenaga terutama di siang hari. Pekerjaan tersebut terperinci akan besar lengan berkuasa pada kondisi fisik ketika beribadah Tarawih dan lainnya. Orang bau tanah dulu sering mengajarkan petuah pada anaknya ketika ramadhan tiba;
“ Nak, Ramadhan itu bulan ibadah, bulan taqarrub kepada Allah. Nikmati hasil usahamu selama 11 bulan kemaren sebagai bekal ibadah dibulan suci ini. Jangan hingga setahun penuh, usiamu dihabiskan untuk urusan duniamu, minimal satu bulan ini kau fokuskan untuk beramal”
5. Jaga kondisi badan selama berpuasa dengan cara mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi dan bervitamin yang di butuhkan badan semoga badan senantiasa fit dan stabil. Khususnya, di saat-saat berbuka dan sahur.
6. Buatlah jangkar pertahanan puasa dengan menjaga lingkungan pergaulan, khususnya yang sanggup merusak nilai pahala ibadah puasa kita. hindari bahagia bergerombol atau duduk-duduk di pinggir jalan atau ngerumpi yang tak jelas. Diriwayatkan oleh Anas ra, Rasulullah SAW bersabda;
“Ada lima kasus yang sanggup merusak (pahala) puasa, yaitu: berdusta,menggunjing keburukan orang ,mengadu domda, sumpah palsu dan memandang dengan di sertai syahwat”
7. Menghayati Hikmah dan Manfaat Puasa bagi Kita
Jika seorang memahami maksud, pesan yang tersirat dan manfaat dari apa yang dilakukan, maka tentulah ia akan menjalankannya dengan ringan dan bahagia hati. Maka begitu pula seorang yang berpuasa, ketika ia benar-benar bisa menghayati pesan yang tersirat puasa, maka ibadah yang terlihat berat ini akan dijalani dengan penuh kekhusyukan dan hati yang ringan.
Rasulullah SAW bersabda :
لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“ Sungguh bau verbal orang yang berpuasa, lebih wangi di sisi Yang Mahakuasa SWT dari aroma kesturi “ (HR Bukhori).
Dengan memahami pesan yang tersirat puasa yang begitu besar dan mulia bagi diri kita, maka insya Yang Mahakuasa menciptakan kita lebih semangat dalam menjalani hari-hari Ramadhan kita.
8. Mengetahui fiqh dan aturan-aturan dalam Ibadah
Puasa. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda :“seorang faqih (ahli ilmu agama) lebih ditakuti syetan dari pada seribu andal ibadah (tanpa ilmu) “. (HR Ibnu Majah).
Hadits diatas menegaskan kepada kita wacana urgensinya beribadah dengan ilmu. Bahkan salah satu syarat diterimanya ibadah ialah ittiba atau sesaui hukum dan sunnah Rasulullah SAW. Dalam kaitannya dengan puasa, sungguh ibadah ini memiliki kekhususan dalam hukum fiqhnya yang berbeda dengan lainnya. Agar kita bisa menjalani ibadah ini dengan baik tanpa keraguan sedikitpun. Hal yang penting kita ketahui utamanya wacana apa-apa yang dibolehkan, apa-apa yang membatalkan, siapa saja yang boleh berbuka dan apa konsekuensinya. Mari kita sempatkan dalam hari-hari ini untuk kembali mengkaji fiqh seputar puasa.
9. Menjaga Puasa kita semoga tetap utuh pahalanya
Yang dimaksud menjaga puasa kita ialah upaya untuk menimbulkan pahala puasa kita utuh. Dua cara yang harus kita lakukan dalam kaitannya dengan hal ini, yaitu menjalani sunnah-sunnah puasa, serta menjauhi hal-hal yang bisa mengurangi pahala dan pesan yang tersirat puasa. Adapun sunnah-sunnah puasa, antara lain ialah mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka. Sunnah yang sederhana ini ialah bab dari akomodasi dan keindahan syariat Islam. Kita diminta mengakhirkan sahur, sebagai persiapan untuk menjalani puasa seharian.
Menjaga puasa juga dengan menjauhi segala perilaku dan tindakan yang akan mengurangi keberkahan puasa kita, menyerupai : murka tiada guna, emosional, berdusta dalam perkataan, ghibah, maupun kemaksiatan secara umum. Hal-hal semacam di atas, selain tidak boleh secara umum bagi seorang muslim, juga akan menghipnotis kualitas puasanya di hadapan Yang Mahakuasa SWT.
Jauh-jauh hari Rasulullah SAW telah mengingatkan kepada kita :
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ ، وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلاَّ السَّهَرُ.
Betapa Banyak Orang berpuasa tapi tidak mendapat (pahala) apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar, dan betapa banyak orang yang sholat malam (tarawih) tapi tidak mendapat apa-apa selain begadang saja (HR An-NAsai)
10 Istiqomah hingga final Ramadhan.
Bulan ramdhan dipenuhi banyak amalan yang sungguh akan melelahkan sebagian besar orang. Karenanya kita sering menjadi saksi bagaimana kaum muslimin ‘berguguran’ dalam perlombaan Ramadhan ini sebelum mencapai garis finishnya. Sholat tarawih di masjid mulai menyusut bertahap seiring berlalunya hari-hari awal Ramadhan.
Karenanya, merupakan hal yang tidak bisa dibantah ialah jikalau kesuksesan Ramadhan bergantung dari keistiqomahan kita menjalani semua kebaikan di dalamnya hingga final Ramadhan tiba. Syariat kita yang indah pun seolah memperlihatkan motivasi di ujung ramadhan, semoga kita bertambah semangat dalam beribadah, yaitu dengan menurunkan malam lailatul qadar yang mulia. Rasulullah SAW pun menjalankan I’tikaf untuk menutup bulan keberkahan ini. Beliau juga bersungguh-sungguh di penghujung Ramadhan. Ibunda Aisyah menceritakan kepada kita :
كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
ialah Nabi SAW ketika masuk sepuluh hari yang terakhir (Romadhon), menghidupkan malam, membangunkan istrinya, dan mengikat sarungnya (HR Bukhori dan Muslim
Demikian 10 Kiat-Kiat Meraih Sukses ibadah Puasa di Bulan Ramadhan, semoga bermanfaat
0 Response to "10 Kiat-Kiat Meraih Sukses Ibadah Puasa Di Bulan Ramadhan"
Posting Komentar