Wanita Mulia Hanya dengan Islam


SETIAP tanggal 8 Maret diperingati sebagai hari Wanita Internasional. Namun, kondisi wanita di seluruh dunia tak kunjung beranjak dari penderitaannya. Berbagai pihak mencoba mencari akar problem dan solusinya. Parahnya, “bagai lempar batu, tunjuk orang”. Begitulah ungkapan yang layak disematkan pada kaum kapitalis dan liberal.

Lemparan kerikil kapitalisme sekuler yang menghantam seluruh sendi kehidupan telah konkret membuat kehidupan insan menderita, tak terkecuali para wanita. Anehnya, mereka justru giat menuduh Hukum Islamlah yang menyebabkan penderitaan bagi wanita. Mereka menuduh Hukum Islam mengekang kebebasan wanita, yang menyebabkan wanita tidak mempunyai ruang gerak yang berkonsekuensi pada kejumudan dan ketertinggalan. Mereka menuduh bahwa keluarga yakni terali besi yang dibuat Islam untuk wanita. Wanita diklaim terjebak dalam acara tak bermakna serta tidak mendatangkan bahan dan ‘prestise’, manakala mereka hanya menjadi Ibu Rumah Tangga saja.

Sayangnya, umat islam telah tergoda tuduhan mereka. Lambat laun namun pasti makin banyak kaum muslimah yang berbondong-bondong dalam keadaan terpaksa atau sukarela bekerja di luar rumah. Kondisi kemiskinan yang dilahirkan sistem ekonomi kapitalis, makin mendorong kaum Hawa untuk ikut jadi tulang punggung keluarga demi bertahan hidup. Akibatnya, tugas utamanya sebagai ibu tergadaikan.

Keharmonisan keluarga dipertaruhkan, Kualitas generasi yang makin menurun dipertontonkan. Bahkan tak sedikit, ibu yang terjerat dalam ancaman perdagangan wanita, seks bebas, sasaran kekerasan suami sampai berujung pada perceraian bahkan kematian. Sistem kapitalisme telah meremehkan tugas wanita sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Bahkan sistem ini telah menyakiti dan merenggut kebahagiaan wanita sebagai ibu.

Lain halnya dengan Islam sebagai satu-satunya sistem kehidupan yang telah terbukti bisa memuliakan wanita. Yang Mahakuasa SWT bahkan memanjakan wanita lewat seperangkat aturanNya. Posisi terbaik dalam Islam bagi seorang wanita yakni menjadi ibu dan pengatur rumah tangga untuk melahirkan generasi berkualitas berkepribadian Islam. Karenanya, islam memberi hak bagi wanita untuk menerima nafkah dari suaminya. Mereka tinggal di dalam rumah, tetapi mendapat pemenuhan kebutuhan hidupnya secara makruf. (Lihat:QS.Al-Baqarah: 223).

Islam mewajibkan kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap wanita untuk memenuhi hak mereka dengan baik, terutama negara. Negara wajib menyediakan lapangan kerja bagi laki-laki supaya dapat memberi nafkah pada keluarga mereka. Negara juga wajib menyediakan kemudahan yang diharapkan khususnya oleh wanita, menyerupai kemudahan kesehatan dan pendidikan yang baik supaya para wanita bisa menjalankan perannya yang mulia dengan baik pula. Negara wajib menjamin keamanan dalam kehidupan publik supaya ketika wanita keluar rumah untuk menunaikan kewajiban yang dibebankan padanya mereka mendapat ketenangan.

Kemampuan Islam dalam melindungi, memuliakan, dan memanjakan perempuan, telah banyak dibuktikan dalam sejarah. Lantas, kesengsaraan menyerupai apa lagi yang harus terjadi supaya kita semua bergerak mencampakkan sistem kapitalisme?. Maka, sebelum semuanya teramat parah, sudah saatnya kita hadiahkan kado terindah bagi para wanita []

sumber islampos

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Wanita Mulia Hanya dengan Islam"

Posting Komentar