Dzikir Sesudah Sholat Fardhu Sesuai Sunnah

Mungkin goresan pena wacana dzikir setelah sholat fardhu sesuai sunnah ini agak panjang, jadi silahkan di bookmark dahulu supaya gampang mengunjungi blog ini kembali kalau membutuhkannya.

Bacan dzikir setelah sholat ini, kalau Anda belum hafal, sanggup dibaca sambil melihat goresan pena Arab atau latinnya contohnya di smartphone Anda atau buku. Tentu saja hal ini tidak dihentikan alasannya yaitu memang kita dianjurkan untuk berdzikir setelah sholat, problem dzikirnya dibaca sambil melihat goresan pena di media tertentu, maka itu tak jadi soal.

Memang idealnya yaitu kita sanggup hafal dzikir tersebut sehingga kita tidak ribet terutama kalau sholatnya di luar rumah atau sedang bepergian. Namun daripada tidak berdzikir sama sekali alasannya yaitu alasan tidak hafal, maka berdzikir sambil membaca yaitu solusi terbaik alasannya yaitu kalau Anda rutin membaca pun bersama-sama itu bab dari menghafal.

Saya jadi ingat ketika waktu SD, di rumah Saya di kampung setiap malam Jum'at, Saya dididik oleh ayah untuk membaca mendawamkan Surat Yaasin. Tentu saja sambil memegang dan membaca Al Quran, alasannya yaitu boro-boro smartphone, hp saja belum ada. Karena pekerjaan tersebut dilakukan secara kontinu, maka usang kelamaan Saya sanggup baca Surat Yaasin tanpa harus melihat goresan pena alias hafal, padahal Saya sama sekali tidak ada niat menghafal ketika itu.

Nah, dengan hal ibarat itu Saya sanggup menyimpulkan bahwa kalau bacaan dzikir setelah sholat ini Anda baca secara rutin sedikit demi sedikit, sambil lihat gadget, maka Saya yakin usang kelamaan Anda sanggup hafal dengan sendirinya, apalagi ini dibaca 5 kali sehari.

Dzikir ini sengaja Saya tulis tanpa menyertakan klarifikasi wacana keutamaan atau dalil dari hadits Nabi yang shahih. Semoga tidak mengurangi rasa kepercayaan atau ketidakshahihan dzikir-dzikir di bawah ini. Tujuannya semoga bahasan fokus pada bacaan dzikirnya saja sehingga otomatis Anda gampang dalam menghafal atau membacanya. Adapun mengenai pembahasan dalil-dalilnya berupa hadits Nabi, ayat Al Alquran atau pendapat para ulama salaf, insya Tuhan nanti akan Saya tuliskan pada lain kesempatan dengan judul artikel dan blog yang berbeda pula.

Yang Saya harus jelaskan bahwa dzikir-dzikir ini Saya ambil referensinya dari banyak sekali kitab hadits, kitab dzikir, kitab fiqih dan lainnya termasuk juga website sebagai tumpuan bantu dan media lainnya yang terpercaya serta banyak sekali ijazah-ijazah dari para ulama yang mursyid yang tentu saja amalan tersebut nympai sanadnya kepada Baginda Rasulillah SAW.

Para ulama telah menyepakati bahwa aturan membaca dzikir setelah sholat fardhu ini yaitu sunat dan sangat dianjurkan. Mengapa demikian ? Karena ketika setelah sholat yaitu ketika diterimanya doa dan amalan dzikir, jadi mengapa kita tidak memanfaatkan waktu tersebut untuk berdzikir dan berdoa. Kita nggak tahu, amalan apa yang diterima oleh Allah, tapi kalau kita berusaha berinfak pada saat-saat ijabah doa, maka itulah cara yang terbaik yang harus kita manfaatkan, salah satunya setelah sholat fardhu.

Akhirnya berikut ini Saya tulis beberapa dzikir yang biasa dibaca setelah sholat fardhu :


أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ ، اللَّهُمَّ أَذْهِبْ عَنِّي الْهَمَّ وَالْحَزَنَ

Asyhadu allaa ilaaha illalloohur rohmaanur rohiim,. Alloohumma adzhib 'annil hamma wal hazan.

Aku bersaksi bahwa tiada dewa yang di sembah selain Allah, yang Pengasih dan Penyayang. Ya Tuhan jauhkanlah dari padaku segala kebingungan dan sedih cita.

Bacaan di atas, dibaca ketika habis salam dan ajun masih dalam posisi mengusap wajah. Selanjutnya baca istighfar.

أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ 
اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ

Astaghfirullooh. Astaghfirullooh. Astaghfirullooh. 
Alloohumma antassalaamu wa minkas salaamu tabaarokta yaa dzaljalaali wal ikroom.

“Saya memohon ampun kepada Allah.
Ya Tuhan Engkau Maha Sejahtera, dan dari-Mu lah kesejahteraan, Maha Suci Engkau wahai Rabb pemilik Keagungan dan Kemuliaan.”


لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ, اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

Laa ilaaha illalloohu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu, wa huwa ‘alaa kulli syay-in qodiir. Alloohumma laa maani’a limaa a’thoyta, wa laa mu’thiya limaa mana’ta, wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu.

"Tidak ada dewa yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala kebanggaan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang sanggup mencegah apa yang Engkau beri, dan tidak ada yang sanggup memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berkhasiat kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya dari (siksa)-Mu.”


لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ

Laa ilaaha illalloohu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku, walahul hamdu, wa huwa ‘alaa kulli syay-in qodiir. Laa hawla wa laa quwwata illaa billaah, laa ilaaha illalloohu, walaa na’budu illaa iyyaahu, lahun ni’matu wa lahul fadhlu walahuts tsanaa-ul hasan, laa ilaaha illalloohu mukhlishiina lahud diinu walaw karihal kaafiruun.

"Tidak ada dewa yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala kebanggaan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tidak ada dewa yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah. Kami tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Baginya nikmat, anugerah, dan kebanggaan yang baik. Tidak ada dewa yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dengan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya.”


 اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Alloohumma a-’innii ’alaa dzikrika wa syukrika wa husni ’ibaadatika.

“Ya Allah, tolonglah saya untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, serta beribadah dengan baik kepada-Mu.”


سُبْحَانَ اللهُ

Subhaanallaah (33x)

“Maha suci Allah” (33x)


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ

Alhamdulillah (33x)

“Segala puji bagi Allah” (33x)


اَللهُ أَكْبَرُ

Allahu Akbar (33x)

“Allah Maha Besar” (33x)


Kemudian untuk melengkapinya menjadi seratus, ditambah dengan membaca:


لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Laa ilaaha illalloohu wahdahuu laa syarikalah, lahul mulku walahul hamdu, wa huwa ‘alaa kulli syay-in qodiir.

"Tidak ada dewa yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala kebanggaan dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.”


اللَّهُمَّ إنِّي أعُوذُ بِكَ مِنَ الجُبْنِ، وَأعُوذُ بِكَ أنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ العُمُرِ، وَأعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ

" Alloohumma innii a'uudzu bika minal jubni wa a'uudzu bika an uradda ilaa ardzalil 'umuri wa a'uudzu bika min fitnatid dunyaa wa a'uudzubika min adzaabil qobri "


"Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut (penakut), saya berlindung kepada-Mu dari kepikunan, dan saya berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia, dan siksa kubur"


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ. اللَّهُ الصَّمَدُ.  لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ. وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَد

Qul huwalloohu ahad. Alloohush shomad. Lam yalid walam yuulad. Walam yakullahuu kufuwan ahad.

Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Tuhan daerah bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِن شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ  وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ.  وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

Qul a'uudzu birobbil falaq. Min syarri maa kholaq. Wa min syarri ghoosiqin idzaa waqoba. Wa min syarrin naffaatsaati fil'uqodi. Wa min syarri haasidin idzaa hasada.

Katakanlah: "Aku berlindung kepada Robb Yang Menguasai waktu subuh, dari kejahatan apa-apa (mahluk) yang diciptakan-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang-orang yang dengki apabila ia dengki"


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. إِلَهِ النَّاسِ. مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ

Qul a'uudzu birobbin naas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril waswaasil khonnaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas. Minal jinnati wannaas.

Katakanlah: "Aku berlindung kepada Robb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.


اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

Alloohu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyum, la ta-khudzuhuu sinatuw walaa naum. Lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh. Man dzalladzii yasyfa’u ’indahuu illaa bi idznih. Ya’lamu maa bayna aydiihim wa maa kholfahum. Wa laa yuhiithuuna bi syay-im min ’ilmihii illaa bi maa syaa. Wasi’a kursiiyyuhus samaawaati wal ardh. Walaa ya-uuduhuu hifzhuhumaa. Wa huwal’aliiyul ’azhiim.

”Aku berlindung kepada Tuhan dari godaan syaitan yang terkutuk. Tuhan tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan Dia. Yang Hidup infinit lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Siapakah yang sanggup memberi syafa’at di sisi Tuhan tanpa izin-Nya. Tuhan mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Tuhan melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Kursi Tuhan mencakup langit dan bumi, dan Tuhan tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Tuhan Maha Tinggi lagi Maha Besar.”


 اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطَايَايَ وَذُنُوبِي كُلَّهَا ، اللَّهُمَّ انْعَشْنِي ، وَاجْبُرْنِي ، وَاهْدِنِي لِصَالِحِ الأَعْمَالِ وَالأَخْلاقِ ، إِنَّهُ لا يَهْدِي لِصَالِحِهَا ، وَلاَ يَصْرِفُ سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ

Alloohummaghfirlii khothooyaaya wa dzunuubii kullahaa, Alloohumman sya'nii wajburnii wahdinii lishoolihil a'maali wal akhlaaq. Innahu laa yahdii lishoolihihaa walaa yashrif sayyi-ahaa illaa anta.


 اللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي آخِرَهُ ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِمَهُ ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاكَ

 Alloohummaj 'al khoiro 'umrii aakhirohu wa khoiro 'amalii khowaatimahu, wa khoiro ayyaamii yauma alqook

“Ya Allah, jadikan sebaik-baik umurku yaitu penghujungnya. Dan jadikan sebaik-baik amalku yaitu pamungkasnya. Dan jadikan sebaik-baik hari-hariku yaitu hari di mana saya berjumpa dengan-Mu Kelak.”


اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْكُفْرِ، وَالْفَقْرِ، وَعَذَابِ الْقَبْرِ

Alloohumma innii a'uudzubika minal kufri wal faqri wa 'adzaabil qobri.

Ya Tuhan ! Aku berlindung kepadaMu dari kekafiran, dari kemiskinan dan dari siksa kubur.


 سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Subhaana robbika robil 'izzati 'ammaa yashifuun, wa salaamun 'alal murasliina wal hamdu lillaahi rabbil 'aalamiin.

Maha Suci Tuhan Tuhanmu Tuhan Yang Maha Mulia dari sifat-sifat yang di berikan oleh orang-orang kafir.Dan semoga keselamatan bagi para Rasul.Dan segala puji bagi Tuhan Tuhan Semesta Alam.

Khusus setelah selesai shalat Shubuh, maka disunnahkan juga menambahkan membaca:


اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Alloohumma innii as-aluka ‘ilman naafi’aa, wa rizqon thoyyiban, wa’amalam mutaqobbalan.

"Ya Allah, sesungguhnya saya meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik, dan amalan yang diterima."


Setelah sholat maghrib dan subuh, juga ditambah dengan bacaan di bawah ini :


لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Laa ilaaha illalloohu wahdahuu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, yuhyii wa yumiitu wahuwa ‘alaa kulli syay-in qodiir.

"Tidak ada dewa yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dialah yang menghidupkan (orang yang sudah mati atau memberi ruh janin yang akan dilahirkan) dan yang mematikan. Dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.” 
(Dibaca sebanyak 10 kali).


اَللّهُمَّ أَجِرْنِيْ مِنَ النَّارِ

Alloohumma ajirnii minan naar

Ya Allah, jauhkanlah Saya dari neraka
(Dibaca 7 kali)

Itulah beberapa dzikir sekaligus doa yang sanggup Anda baca setelah selesai sholat fardhu 5 waktu. Mudah-mudahan sanggup bermanfaat buat teman muslim semua. Mohon maaf  jika ada kesalahan nulis Arab, latin atau terjemahannya, maklum Saya masih belajar. Makara segera lapor saja pada Saya via email, kalau ada kesalahan alasannya yaitu Saya takut juga kalau goresan pena Saya malah menyesatkan. Wallaahu a'lam. Untuk sumber referensinya sanggup Anda lihat di dalam kitab Al Adzkar An Nawaawi halaman 66 - 70. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Dzikir Sesudah Sholat Fardhu Sesuai Sunnah"

Posting Komentar