Biografi dan Kisah Riwayat Hidup Sejarah Nabi Muhammad Rasululah SAW lengkap dari lahir hingga wafat
Bismillahirahmanirahim, Semoga Tuhan SWT Meninggikan derajat insan agung termulia Rasul Terakhir dan pemimpin para nabi dan rasul yaitu baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW.
Yang mana Tuhan dan para malaikat bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya Tuhan dan para malaikat-Nya bersalawat (memuji dan berdoa) ke atas Nabi (Muhammad s.a.w). Wahai orang-orang yang beriman bersalawatlah kau ke atasnya serta ucapkanlah salam dengan penghormatan.[Al-Ahzab: 56]
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
Allahumma shalli `ala muhammadin wa`ala ali muhammad
Ya Tuhan kami, selawatkanlah ke atas Nabi Muhammad dan ke atas keluarganya.
Nabi Muhammad saw menerima gelar Al Amin (الأمين) yang berarti 'yang terpuji'. Nabi Muhammad saw ialah suri tauladan bagi seluruh makhluk . Nabi Muhammad saw adalah pembawa rahmat untuk seluruh alam dan merupakan Rasulullah bagi seluruh umat di dunia.
Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW merupakan satu anugerah dan karunia Tuhan SWT kepada umat insan untuk memperlihatkan jalan yang lurus dan benar. Karena itu ajarannya sangat universal; tidak hanya wacana ibadah dan keakhiratan, namun juga urusan-urusan duniawi yang meliputi semua sisi kehidupan manusia, mulai dari problem makan hingga urusan kenegaraan.
Biodata Nabi Muhammad Rasululah SAW
1. Nama : Muhammad bin ‘Abdullah bin ‘Abdul Muttalib bin Hashim
2. Tanggal Lahir : Senin, 12 Rabiul Awal / 20 April 571 M (dikenal sebagai tahun gajah; lantaran bersamaan dengan kejadian tentera bergajah Abrahah yang menyerang kota Mekah)
3. Tempat lahir : Di rumah Abu Thalib, Makkah Al-Mukarramah
4. Nama Ayah : ‘Abdullah bin ‘Abdul Muttalib bin Hashim
5. Nama Ibu : Aminah binti Wahab bin ‘Abdul Manaf
6. Pengasuh pertama: Barakah Al-Habsyiyyah (digelar Ummu Aiman. Hamba perempuan Ayah Rasulullah SAW)
7. Yang menyusui pertama: Thuwaibah (hamba perempuan Abu Lahab)
8. Yang menyusui kedua: Halimah binti Abu Zuaib As-Sa’diah (lebih dikenali Halimah As-Sa’diah. Suaminya berjulukan Abu Kabsyah)
Sejarah Ringkas Rasulullah Saw
Usia 5 Tahun
· Peristiwa pembelahan dada Rasulullah SAW yang dilakukan oleh dua malaikat untuk mengeluarkan kepingan syaitan yang wujud di dalamnya.
Usia 6 Tahun
· Ibunya Aminah binti Wahab ditimpa sakit dan wafat di Al-Abwa’ (sebuah kampung yang terletak di antara Mekah dan Madinah)
· Baginda diasuh oleh Ummu Aiman (hamba perempuan Ayah Rasulullah SAW) dan didanai oleh kakeknya ‘Abdul Muttalib.
Usia 8 Tahun
· Kakeknya, ‘Abdul Muttalib wafat.
· Baginda diasuh oleh pamannya, Abu Talib.
Usia 9 Tahun
(Sebagian riwayat menyampaikan pada usia 12 tahun).
· Bersama Pamannya, Abu Talib bermusafir ke Syam atas urusan perniagaan (berdagang).
· Di kota Busra, negeri Syam, seorang pendeta Kristen berjulukan Bahira (Buhaira) telah bertemu ketua-ketua rombongan untuk menceritakan wacana pengutusan seorang nabi di kalangan bangsa Arab yang akan lahir pada masa itu.
Usia 20 Tahun
· Terlibat dalam peperangan Fijar. Ibnu Hisyam di dalam kitab ‘Sirah’ , jilid 1, halaman 184-187 menyatakan pada ketika itu usia Nabi Muhammad SAW ialah 14 atau 15 tahun. Baginda menyertai peperangan itu beberapa hari dan berperan mengumpulkan anak panah.
· Menyaksikan ‘ perjanjian Al-Fudhul’; perjanjian tenang untuk memberi santunan kepada orang yang dizalimi di Mekah.
Usia 25 Tahun
· Bermusafir kedua ke Syam atas urusan perniagaan barang milik Khadijah binti Khuwailid Al-Asadiyah.
· Perjalanan ke Syam ditemani oleh Maisarah; lelaki suruhan Khadijah.
· Baginda SAW bersama Abu Talib dan beberapa sahabat pamannya yang lain pergi bertemu Amru bin Asad (Paman Khadijah) untuk meminang Khadijah yang berusia 40 tahun ketika itu.
· Mas kawin baginda kepada Khadijah ialah sebanyak 500 dirham.
Usia 35 Tahun
· Banjir besar melanda Mekah dan meruntuhkan dinding Ka’abah.
· Renovasi Ka’abah dilakukan oleh pembesar-pembesar dan penduduk Mekah.
· Rasulullah SAW diberi kemuliaan untuk meletakkan ‘Hajarul-Aswad’ ke tempat asal dan sekaligus meredakan perbedaan pendapat wacana perletakan watu tersebut.
Usia 40 Tahun
· Menerima wahyu di gua Hira’ sebagai peresmian menjadi Nabi dan Rasul selesai zaman.
Usia 53 Tahun
· Berhijrah ke Madinah Al-Munawwarah dengan ditemani oleh Sayidina Abu Bakar As-Siddiq.
· Sampai ke Madinah pada tanggal 12 Rabiul Awal / 24 September 622 M.
Usia 63 Tahun
· Rasulullah SAW wafat di Madinah Al-Munawwarah pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun 11 H / 8 Juni 632 M.
Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad saw lahir di Makkah pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah dalam keadaan yatim.
Penamaan tahun Gajah berkaitan dengan kejadian pasukan Gajah yang dipimpin oleh Abrahah, Gubernur Yaman yang ingin menghancurkan Ka’bah. Namun sebelum hingga ke kota Makkah, mereka diserang oleh pasukan burung yang membawa batu-batu kerikil panas (lihat QS Al-Fil: 1-5).
Kelahiran Nabi Muhammad Saw bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi
Sekitar tahun 570 M, Mekah ialah sebuah kota yang sangat penting dan populer di antara kota-kota di negeri Arab, baik lantaran tradisinya ataupun lantaran letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai menghubungkan Yaman di Selatan dan Syiria di Utara. Dengan adanya Ka’bah di tengah kota, Mekah menjadi sentra keagamaan Arab. Di dalamnya terdapat 360 berhala, mengelilingi berhala utama, Hubal. Mekah kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab pada masa itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat jazirah Arab dengan luas satu juta mil persegi.
Nabi Muhammad dilahirkan dalam keluarga bani Hasyim di Mekah pada hari senin, tanggal 9 Rabi’ul Awwal, pada permulaan tahun dari Peristiwa Gajah. Maka tahun itu dikenal dengan Tahun Gajah. Dinamakan demikian lantaran pada tahun itu pasukan Abrahah, gubernur kerajaan Habsyi (Ethiopia), dengan menunggang gajah menyerang Kota Mekah untuk menghancurkan Ka’bah. Bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 bulan April tahun 571 M. Ini berdasarkan penelitian ulama terkenal, Muhammad Sulaiman Al-manshurfury dan peneliti astronomi, Mahmud Pasha.
Nabi Muhammad ialah anggota bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang berkuasa dalam suku Quraisy. Kabilah ini memegang jabatan siqayah. Nabi Muhammad lahir dari keluarga terhormat yang relatif miskin. Ayahnya berjulukan Abdullah anak Abdul Muthalib, seorang kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya. Ibunya ialah Aminah binti Wahab dari bani Zuhrah. Muhammad SAW. Nabi terakhir ini dilahirkan dalam keadaan yatim lantaran ayahnya meninggal dunia tiga bulan sesudah dia menikahi Aminah.
Ramalan wacana kedatangan atau kelahiran Nabi Muhammad sanggup ditemukan dalam kitab-kitab suci terdahulu. Al-Qur’an dengan tegas menyatakan bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW telah diramalkan oleh setiap dan semua nabi terdahulu, yang melalui mereka perjanjian telah dibuat dengan umat mereka masing-masing bahwa mereka harus mendapatkan atas kerasulan Muhammad SAW nanti.
Seperti dalam Qs. Ali ‘Imran ayat 81
“Dan (ingatlah), ketika Tuhan mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa Kitab dan pesan yang tersirat Kemudian tiba kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, pasti kau akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. Tuhan berfirman: “Apakah kau mengakui dan mendapatkan perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” mereka menjawab: “Kami mengakui”. Tuhan berfirman: “Kalau begitu saksikanlah (hai para Nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu.
Masa Menyusui
Nabi Muhammad saw pertama kalinya disusui oleh ibunya Aminah dan Tsuwaibatul Aslamiyah. Namun itu hanya beberapa hari. Selanjutnya dia disusui oleh Halimah As-Sa’diyah di perkampungan bani Sa’ad.
Nabi Muhammad saw tinggal bersama keluarga Halimah selama kurang lebih empat tahun. Di selesai masa pengasuhan keluarga Halimah ini terjadi pembedahan nabi Muhammad saw.
Masa Kanak-kanak Rosullallah
Tidak usang sesudah kelahirannya, bayi Muhammad SAW diserahkan kepada Tsuwaibah, budak perempuan pamannya, Abu Lahab, yang pernah menyusui Hamzah. Meskipun diasuh olehnya hanya beberapa hari, nabi tetep menyimpan rasa kekeluargaan yang mendalam dan selalu menghormatinya. Nabi SAW selanjutnya dipercayakan kepada Halimah, seorang perempuan badui dari Suku Bani Sa’ad. Bayi tersebut diasuhnya dengan hati-hati dan penuh kasih sayang, dan tumbuh menjadi anak yang sehat dan kekar. Pada usia lima tahun, nabi dikembalikan Halimah kepada tanggungjawab ibunya.
Sejumlah hadis menceritakan bahwa kehidupan Halimah dan keluarganya banyak dianugrahi nasib baik terus-menerus ketika Muhammad SAW kecil hidup dibawah asuhannya. Halimah mencintai baginda rasul ibarat mencintai anak sendiri, penuh kasih saying dan cinta, namun lantaran banyak kejadian yang luar biasa sehingga takut akan terjadi hal-hal yang tidak baik sehingga dikembalikanlah Rasul SAW Kepada keluarga beliau.
Muhammad SAW kira-kira berusia enam tahun, dimana tatkala asik bermain-main dengan teman-teman beliau, teman-teman dia bangga ketika ayah-ayah mereka pulang, namun Rasulullah pulang dengan tangisan menemui ibunda beliau, seraya berkata wahai ibunda mana ayah? ibunda dia terharu tampa balasan yang pasti, sehingga dalam ketidakmampuan atas balasan tersebut, hingga suatu ketika ibunda dia mengajak baginda Nabi SAW pergi kekota tempat ayah dia dimakamkan.
Sekembalinya dari pencarian Makan suami tercinta ibu Rasul tercinta jatuh sakit dan meninggal dalam perjalanan pulang, dengan sedih cita yang mendalam dan pulang bersama seorang pembantu nabi.
Sekembalinya pulang sebagai anak yatim piatu maka dia diasuh oleh kakeknya, Abdul muthalib. Namun dua tahun kemudian, kakeknyapun yang berumur 82 tahun, juga meninggal dunia. Maka pada usia delapan tahun itu, nabi ada di bawah tanggung jawab pamannya abi thalib.
PadaUsia 8 tahun, ibarat kebanyakan anak muda seumurannya, nabi memelihara kambing di mekkah dan mengembalakan di bukit dan lembah sekitarnya. Pekerjaan pengembala sekawanan domba ini cocok bagi perangai orang yang bijaksana dan perenung ibarat Muhammad SAW muda, ketika dia memperhatikan segerombolan domba, perhatiannya akan tergerak oleh gejala kekuatan mistik yang tersebar di sekelilingnya.
Masa Remaja
Diriwayatkan bahwa ketika berusia dua belas tahun, Muhammad SAW menyertai pamannya, Abu Thalib, dalam berdagang menuju Suriah, tempat kemudian dia berjumpa dengan seorang pendeta, yang dalam banyak sekali riwayat disebutkan berjulukan Bahira. Meskipun dia merupakan satu-satunya nabi dalam sejarah yang kisah hidupnya dikenal luas, masa-masa awal kehidupan Muhammad SAW tidak banyak diketahui.
Muhammad SAW, besar bersama kehidupan suku Quraisy Mekah, dan hari-hari yang dilaluinya penuh dengan pengalaman yang sangat berharga. Dengan kelembutan, kehalusan akal dan kejujuran dia maka orang Quraisy Mekkah memberi gelar kepada dia dengan Al-Amin yang artinya orang yang sanggup dipercaya.
Pada usia 30 tahunan, Muhammad SAW sebagai tanda kecerdasan dan bijaksanya beliau, Nabi SAW bisa mendamaikan perselisihan kecil yang muncul di tengah-tengah suku Quraisy yang sedang melaksanakan renovasi Ka’bah.
Mereka mempersoalkan siapa yang paling berhak menempatkan posisi Hajar Aswad di Ka’bah.
Beliau membagi kiprah kepada mereka dengan teknik dan taktik yang sangat adil dan melegakan hati mereka
Pernikahan Nabi Muhammad Saw
Pada masa mudanya, dia telah menjadi pengusaha sukses dan hidup berkecukupan dari hasil usahanya . Pada usia yang ke-25 tahun, Muhammad saw menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, seorang janda kaya berusia 40 tahun. Pernikahan ini diawali dengan lamaran Khadijah kepada Muhammad saw sesudah melihat dan mendengar kelebihan-kelebihan dan akhlaknya.
Isteri-isteri Rasulullah Muhammad Saw
Adapun Isteri-isteri Muhammad SAW berjumlah 11 Orang, Yaitu :
Khadijah binti Khuwailid
Saudah binti Jam’ah
Aisyah Binti Abu Bakar ra
Hafshah binti Umar ra
Hindun Ummu Salamah binti Abu Umayyah
Ramlah Ummu Habibah binti Abu Sofyan
Zainab binti jahsyin
Zainab binti Khuzaimah
Maimunah binti Al-Harts Al-Haliyah
Juwairiyah binti Al-Haarits
Sofiyah binti Huyay
Nabi Muhammad menikahi mereka semua sesudah Khadijah meninggal dunia. Dan mereka semua dia nikahi dalam keadaan janda, kecuali Aisyah ra.
Jika dilihat dari faktor tiap ijab kabul beliau, semuanya memiliki relasi yang berpengaruh dengan dakwah dan aliran Islam yang dibawanya.
Dari 11 isteri Nabi SAW ini yang wafat ketika Nabi SAW masih hidup ialah 2 orang yaitu Khadijah dan Zainab binti Khuzaimah, sedangkan isteri Nabi yang 9 orang masih hidup ketika Nabi SAW Wafat. Istri Nabi SAW yang tersebut disebut dengan Ummul Mu’minin artinya ibu orang-orang beriman. Mereka banyak menolong penyebaran agama islam di kalangan kaum ibu.
Nabi Muhammad SAW memiliki 7 orang anak, 3 pria dan 4 perempuan yaitu :
Qasim
Abdullah
Zainab
Fatimah
Ummu Kalsum
Rukayyah
Ibrahim
Ibu belum dewasa Nabi SAW itu semuanya dari isteri nabi Khadijah, kecuali Ibrahim, yang ibu mariyatul qibtiyyah ( seorang hamba perempuan yang dihadiahkan oleh seorang pembesar mesir kepada Nabi SAW, belum dewasa Nabi SAW tersebut Wafat pada ketika Nabi SAW masih hidup, kecuali Fatimah yang wafat beberapa bulan sesudah Nabi SAW wafat.
Diriwayatkan tatkala Nabi SAW akan wafat dia membisikkan kepada Fatimah ra, bahwa dia akan berpulang ke hadirat Allah, dan mendengar itu Fatimah menangis dengan sedih, dan beberapa ketika sesudah itu Nabi SAW membisikan lagi sesuatu kepada Fatimah ra, mendengar bisikan yang kedua ini Fatimah ra tersenyum, ternyata bisikan bahwa dikabarkan bahwa sesudah Nabi SAW wafat tidak ada orang yang pertama meninggal kecuali Fatimah ra, sungguh mulia Fatimah tersenyum walau mendengar kabar yang wacana wafat nya diri beliau, tapi semua tertutup lantaran cinta yang mendalam kepada sang ayah tercinta.
Kerasulan Muhammad SAW
Awal Kerasulan
Menjelang usianya yang keempat puluh, Muhammad SAW terbiasa memisahkan diri dari pergaulan masyarakat umum, untuk berkontemplasi di Gua Hira, beberapa kilometer di Utara Mekah..
Di gua tersebut, nabi mula-mula hanya berjam-jam saja, kemudian berhari-hari bertafakur.
Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama dari Tuhan melalui Malaikat Jibril.
Pada ketika dia tidur dan terbangun dengan tiba-tiba pada malam itu di gua berjulukan Hira, dalam ketakutan yang luar biasa, seluruh tubuhnya, seluruh diri bathinnya, dicengkeram oleh sebuah kekuatan yang sangat besar, seperti seorang malaikat telah mencengkeram dia dalam pelukan yang menyeramkan yang seakan mencabut kehidupan dan napas darinya. Ketika dia berbaring di sana, remuk redam, dia mendengar perintah, “Bacalah!” dia tidak sanggup melaksanakan ini dia bukan penyair terdidik, bukan peramal, bukan penyair dengan seribu kalimat yang tersusun dengan baik yang siap dibibir beliau. Ketika itu dia protes bahwa dia ialah buta huruf, malaikat itu merangkulnya lagi dengan kekuatan yang begitu rupa, hingga turunlah ayat yang pertama yaitu ayat 1 hingga 5 dalam surat Al-‘Alaq :
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
Dia telah membuat insan dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha pemurah,
Yang mengajar (manusia) dengan mediator kalam,
Dia mengajar kepada insan apa yang tidak diketahuinya.
Dia merasa ketakutan lantaran belum pernah mendengar dan mengalaminya. Dengan turunnya wahyu yang pertama itu, berarti Muhammad SAW telah dipilih Tuhan sebagai nabi. Dalam wahyu pertama ini, dia belum diperintahkan untuk menyeru insan kepada suatu agama.
Peristiwa turunnya wahyu itu mengambarkan telah diangkatnya Muhammad SAW sebagai seorang nabi peserta wahyu di tanah Arab. Malam terjadinya kejadian itu kemudian dikenal sebagai “Malam Penuh Keagungan” (Laylah al-qadar), dan berdasarkan sebagian riwayat terjadi menjelang selesai bulan Ramadhan. Setelah wahyu pertama turun, yang menandai masa awal kenabian, berlangsung masa kekosongan, atau masa jeda (fatrah).
Ketika hati Muhammad SAW diliputi kegelisahan yang sangat dan mencicipi beban emosi yang menghimpit, dia pulang ke rumah dengan perasaan waswas, dan meminta istrinya untuk menyelimutinya. Saat itulah turun wahyu yang kedua yang berbunyi :
“Wahai kau yang berselimut! Bangkit dan berilah peringatan!!
Dan seterusnya, yaitu surat al-Muddatstsir: 1-7. Wahyu yang telah, dan kemudian turun sepanjang hidup Muhammad SAW, muncul dalam bentuk suara-suara yang berbeda-beda. Tapi pada periode selesai kenabiannya, wahyu surah-surah Madaniyah turun dalam satu suara.
Pengetahuan Kerasulan
Setelah beberapa usang dakwah Nabi Muhammad SAW tersebut dilaksanakan secara individual, turunlah perintah biar nabi menjalankan dakwah secara terbuka. Mula-mula dia mengundang dan menyeru kerabat karibnya dan Bani Abdul Muthalib. Beliau menyampaikan di tengah-tengah mereka, “Saya tidak melihat seorang pun di kalangan Arab yang sanggup membawa sesuatu ke tengah-tengah mereka lebih baik dari apa yang saya bawa kepada kalian. Kubawakan kepada kalian dunia dan alam abadi yang terbaik. Tuhan memerintahkan saya mengajak kalian semua. Siapakah diantara kalian yang mau mendukung saya dalam hal ini?”. Mereka semua menolak kecuali Ali bin Abi Thalib.
Pada permulaan dakwah ini orang yang pertama-tama merima dakwah nabi yaitu dengan masuk Islam adalah, dari pihak pria cerdik balig cukup akal ialah Abu Bakar Ash-Shiddiq, dari pihak perempuan ialah isteri nabi SAW yaitu Khadijah, dan dari pihak belum dewasa ialah Ali bin Abi Thalib ra.
Dalam memulai dakwah nabi banyak menerima halangan dari pihak kafir quraisy mekah dan banyak sekali bujuk rayu yang dilakukan kaum Quraisy untuk menghentikan dakwah Nabi gagal, tindakan-tindakan kekerasan secara fisik yang sebelumnya sudah dilakukan semakin ditingkatkan. Kekejaman yang dilakukan oleh penduduk Mekah terhadap kaum muslimin itu, mendorong Nabi Muhammad SAW untuk mengungsikan sahabat-sahabatnya ke luar Mekah. Pada tahun kelima kerasulannya, nabi menetapkan Habsyah (Ethiopia) sebagi negeri tempat pengungsian.
Usaha orang-orang Quraisy untuk menghalangi hijrah ke Habsyah ini, termasuk membujuk Negus (Raja) biar menolak kehadiran umat Islam di sana, gagal. Bahkan, di tengah meningkatnya kekejaman itu, dua orang Quraisy masuk Islam, Hamzah dan Umar ibn Khathab. Dengan masuk Islamnya dua tokoh besar ini posisi Islam semakin kuat. Tatkala banyaknya tekanan dari banyak sekali pihak Nabi SAW mengalami kesedihan yang mendalam yaitu wafat nya seorang paman yaitu Abu Thalib sebagai pelindung dan isteri tercinta yang setia menemani hari-hari dia yaitu Khadijah binti Khuwailid, sehingga Tuhan menghibur hati baginda Rasul SAW dengan terjadinya Isra’ dan Mi’rajnya Nabi Muhammad SAW. diriwayatkan pada suatu malam ketika Nabi SAW ada di Masjidil Haram di Mekkah, datanglah Jibril as. Dan beserta malaikat yang lain, kemudian dibawanya dengan mengendarai Buroq ke Masjidil Aqsa di negeri Syam, kemudian Nabi SAW dinaikkan ke langit untuk diperlihatkan kepada Nabi SAW gejala kebesaran dan kekayaan Tuhan SWT, pada malam itu juga Nabi SAW kembali kenegeri Mekkah. Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso dinamakan Isra, dan dinaikkannya Nabi SAW dari Masjidil Aqso ke langit disebut Mi’raj. Pada malam inilah mulai di wajibkan Shalat Fardlu 5 kali dalam sehari.
Tatkala banyaknya tekanan dari banyak sekali pihak Nabi SAW mengalami kesedihan yang
Setelah kejadian Isra’ dan Mi’raj, suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam muncul. Perkembangan itu diantaranya tiba dari sejumlah penduduk Yatsrib yang berhaji ke Mekah.
Mereka, yang terdiri dari suku ‘Aus dan Khazraj, masuk Islam dalam tiga gelombang.
Pertama, pada tahun kesepuluh kenabian, beberapa orang Khazraj menemui Muhammad SAW untuk masuk Islam, dan mengharapkan biar aliran Islam sanggup mendamaikan permusauhan suku ‘Aus dan Khazraj. Kedua, pada tahun keduabelas kenabian, delegasi Yatsrib terdiri dari sepuluh orang Khazraj dan dua orang ‘Aus serta seorang perempuan menemui Muhammad SAW di tempat berjulukan Aqabah
Mereka menyatakan ikrar kesetiaan. Ikrar ini dinamakan dengan perjanjian “Aqabah Pertama”. Ketiga, pada ekspresi dominan haji berikutnya, jama’ah haji yang tiba dari Yatsrib berjumlah 73 orang. Atas nama penduduk Yatsrib, mereka meminta Muhammad SAW dan Muslimin Makkah biar berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka berjanji akan membelanya dari segala ancaman. Perjanjian ini dinamakan dengan perjanjian “Aqabah Kedua”.
Dalam perjalanan ke Yatsrib nabi ditemani oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ketika di Quba, sebuah desa yang jaraknya sekitar lima kilometer dari Yatsrib, nabi istirahat beberapa hari lamanya. Dia menginap di rumah Kalsum bin Hindun. Di halaman rumah ini nabi membangun sebuah mesjid. Inilah mesjid pertama yang dibangun nabi, sebagai sentra peribadatan. Tak usang kemudian, Ali bin Abi Thalib menyusul nabi, sesudah menuntaskan segala urusan di Mekah
Sementara itu, penduduk Yatsrib menunggu-nunggu kedatanganya. Waktu yang mereka tunggu-tunggu itu tiba, mereka menyambut nabi dan kedua sahabatnya dengan penuh kegembiraan. Sejak itu, sebagai penghormatan terhadap nabi, nama kota Yatsrib diubah menjadi Madinatun Nabi (Kota Nabi) atau sering disebut Madinatul Munawwarah (Kota yang bercahaya), lantaran dari sanalah sinar Islam memancar keseluruh dunia
Kejadian itu disebut dengan “hijrah” bukan sepenuhnya sebuah “pelarian”, tetapi merupakan rencana perpindahan yang telah dipertimbangkan secara seksama selama sekitar dua tahun sebelumnya. Tujuh belas tahun kemudian, Khalifah Umar bin Khattab menetapkan ketika terjadinya kejadian hijrah sebagai awal tahun Islam, atau tahun qamariyah
Akhir Masa Kerosulan
Pembentukan Negra Madinah
Setelah tiba dan diterima penduduk Yatsrib (Madinah), Nabi Muhammad SAW resmi sebagai pemimpin penduduk kota itu. Babak gres dalam sejarah Islam pun dimulai. Berbeda dengan periode Mekah, pada periode Madinah, Islam merupakan kekuatan politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad SAW memiliki kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala negara. Dengan kata lain, dalam diri nabi terkumpul dua kekuasaan, kekuasaam spiritual dan kekuasaan duniawi. Kedudukannya sebagai rasul secara otomatis merupakan kepala Negara.
Dengan terbentuknya Negara Madinah, Islam makin bertambah kuat. Perkembangan Islam yang pesat itu membuat orang-orang Mekah dan musuh-musuh Islam lainnya menjadi risau. Kerisauan ini akan mendorong orang-orang Quraisy berbuat apa saja. Untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan gangguan dari musuh, nabi, sebagi kepala pemerintahan, mengatur siasat dan membentuk pasukan tentara. Umat Islam diijinkan berperang dangan dua alasan: (1) untuk mempertahankan diri dan melindungi hak miliknya, dan (2) menjaga keselamatan dalam penyebaran kepercayaan dan mempertahankannya dari orang-orang yang menghalang-halanginya.
Dalam sejarah Madinah ini memang banyak terjadi peperangan sebagai upaya kaum muslimin mempertahankan diri dari serangan musuh. Nabi sendiri, di awal pemerintahannya, mengadakan beberapa ekspedisi ke luar kota sebagai agresi siaga melatih kemampuan calon pasukan yang memang mutlak diharapkan untuk melindungi dan mempertahankan negara yang gres dibentuk. Perjanjian tenang dengan banyak sekali kabilah di sekitar Madinah juga diadakan dengan maksud memperkuat kedudukan Madinah.
Pada tahun 9 dan 10 Hijriyah (630-632 M) banyak suku dari pelosok Arab mengutus delegasinya kepada Nabi Muhammad SAW menyatakan ketundukan mereka. Masuknya orang Mekah ke dalam agama Islam rupanya memiliki efek yang amat besar pada penduduk padang pasir yang liar itu. Tahun itu disebut dengan tahun perutusan. Persatuan bangsa Arab telah terwujud; peperangan antara suku yang berlangsung sebelumnya telah berkembang menjadi persaudaraan seagama.
Setelah itu, Nabi Muhammad SAW segera kembali ke Madinah. Beliau mengatur organisasi masyarakat kabilah yang telah memeluk agama Islam. Petugas keagamaan dan para dai’ dikirim ke banyak sekali kawasan dan kabilah untuk mengajarkan ajaran-ajaran Islam, mengatur peradilan, dan memungut zakat. Dua bulan sesudah itu, Nabi menderita sakit demam. Tenaganya dengan cepat berkurang. Pada hari senin tanggal 12 Rabi’ul Awal 11 H/ 8 Juni 632 M., Nabi Muhammad SAW wafat di rumah istrinya Aisyah.
Nama dan Gelar Nabi Muhammad Saw
Di dalam HR Bukhari dan Muslim disebutkan nama dan gelar Nabi Muhammad SAW, antara lain :
– Ahmad
– Al-Mahi
– Al-Hasyir
– Al-‘Aqib
– Muqaffi
– Nabiyyuttaubah
– Nabiyyurrahmah.
Pengertian nama-nama nabi Muhammad Saw :
Ahmad : yang paling terpuji lantaran budbahasa karimahnya, dan paling banyak memuji Allah.
Al-Mahi ( pengikis/penghapus) : lantaran Tuhan mengikis kekufuran dengan mengutusnya,
Al-Hasyir (penghimpun) : lantaran nanti di hari kiamat seluruh insan berhimpun di hadapan beliau, ada yang menyampaikan di bawah perintah beliau.
Al-‘Aqib (penutup) : lantaran beliaulah nabi dan rasul penutup.
Muqaffi (yang mengikuti) : maksudnya mengikuti dan melanjutkan jejak risalah para nabi.
Nabiyyuttaubah (nabi taubat) : meski dia sudah ma’shum dalam artian higienis dari dosa, namun dia banyak bertaubat. Dalam satu riwayat dia bertaubat hingga 70 kali sehari, dan dalam riwayat lain hingga 100 kali.
Nabiyyurrahmah (nabi ramhat) : dia ialah seorang nabi yang penuh kasih hatta dalam peperangan pun, diutusnya dia ke bumi ini ialah sebagai rahmat bagi semesta alam.
Nama-nama tersebut berdasarkan penuturan dia sendiri. Dan kita tahu bahwa setiap sabda dia ialah berdasarkan wahyu. Kaprikornus bisa disimpulkan bahwa yang memberi nama/gelar tersebut ialah Tuhan Swt.
Nasab Nabi Muhammad Saw
Di dalam buku Shahih Bukhari kepingan Mab’ats an-Nabiyyi saw, Imam Bukhari merincikan silsilah nasab Nabi Muhammad saw sebagai berikut: Muhammad saw bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qusyai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’add bin Adnan.
Imam Bukhari menambahkan di dalam Kitab Tarikh al-Kabir: Adnan bin Udud bin Al-Maqum bin Nahur bin Tarh bin Ya’rab bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim. Menurut para pakar – sebagaimana yang disebutkan oleh sejarawan Syekh Abdurrahman bin Yahya Al-Yamany –antara Adnan dan Ismail ada sekitar 40 kakek.
Muhammad Saw di Mata Penduduk Makkah
Sejak kecil Muhammad Saw jauh dari tradisi-tradisi jahiliyah dan tidak pernah melaksanakan penyembahan terhadap tuhan berhala. Namun demikian dia tetaplah seorang yang santun dan jujur, karenanya dia populer dengan gelar Al-Amien (orang yang terpercaya).
Muhammad Saw Menjadi Rasul Allah
Turunnya wahyu pertama QS. Al-A’la: 1-5 di gua Hira pada hari Senin di bulan bulan mulia pada usia yang ke 40 menjadi awal kerasulan Muhammad saw. Wahyu pertama tersebut berisi: “1) Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Yang membuat insan dari segumpal darah, 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4) Yang mengajari (manusia) dengan pena, 5) Dia mengajarkan insan apa yang tidak diketahuinya.”
Setelah mendapatkan wahyu tersebut, Muhammad saw pulang menemui Khadijah dan mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dirinya. Khadijah menenangkan: “Bergembiralah! Demi Allah, Dia tidak akan pernah menyia-nyiakanmu. Demi Allah, engkau ini menghubungkan shilaturrahim (hubungan kerabat), berkata jujur, menanggung beban orang lemah, membantu orang yang tidak punya, memuliakan tamu, menolong orang-orang yang ditimpa bencana.”
Khadijah kemudian mempertemukannya dengan anak pamannya Waraqah bin Naufal, seorang pendeta Nasrani. Setelah menjelaskan kejadian yang gres dialaminya di gua Hira, Waraqah menjelaskan bahwa yang tiba kepada Muhammad saw itu ialah malaikat yang pernah tiba kepada nabi Musa As.
“Andai kata saya masih hidup dan berpengaruh di ketika engkau diusir oleh kaummu” kata Waraqah.
“Apakah mereka akan mengusirku?” Tanya Muhammad Saw. “Ya…,” jawabnya. (lihat HR Bukhari dan Muslim).
Nabi Muhammad Saw Hijrah ke Madinah
Nabi Saw hijrah ke Madinah pada tahun ke 13 kenabian yang bertepatan dengan tahun 622 M. Di dalam riwayat Ibnu Ishak dijelaskan bahwa dia keluar dari rumahnya yang ketika itu sedang dikepung oleh pasukan bersenjata kaum musyrik Makkah yang ingin membunuhnya. Lalu Tuhan Swt menidurkan mereka. Sambil membaca QS. Yasin: 1-9 dia manaruh pasir di kepala mereka semua, kemudian pergi ke rumah Abu Bakar untuk hijrah bersama ke kota Madinah. Nabi Muhammad saw tiba di Madinah pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 1 Hijriyah.
Peperangan Nabi Muhammad Saw
Yang mendasari peperangan nabi Muhammad Saw ialah ayat-ayat berikut :
– “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi lantaran sebetulnya mereka dizhalimi.” (Al-Hajj: 39).
– “Perangilah di jalan Tuhan orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas, sungguh Tuhan tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (QS. Al-Baqarah: 190).
Dalam hal ini ada aturan-aturan perang, antara lain: Jangan membunuh anak-anak, orang tua, orang yang menyerah, pendeta dan petugas rumah ibadah yang tidak menyerang, binatang tanpa tujuan maslahat, jangan membunuh dengan cara yang sadis dan hiperbola (Tafsir Ibnu Katsir).
Dari sini terang bahwa peperangan nabi Muhammad saw ialah sebagai upaya pembelaan terhadap hak, bukan wasilah untuk islamisasi apalagi balas dendam. Adapun jumlah peperangan yang diikutinya ada sebanyak 27 kali.
Akhlak Nabi Muhammad Saw
Tuhan SWT menggambarkan budbahasa nabi Muhammad secara umum di dalam QS. Al-Qalam ayat 4: “Dan sebetulnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur”
a. Kesabaran Nabi Muhammad Saw
Tidak sedikit beban yang ditanggung oleh nabi Muhammad saw dalam membuatkan dakwah aliran yang dibawanya. Ejekan, makian, perlakuan bernafsu dan bahaya pembunuhan diterimanya dari orang-orang musyrik Makkah. Namun itu semuanya tak membuat kesabarannya luntur.
Dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim diceritakan bahwa Uqbah bin Abu Mu’ith pernah mencampakkan kotoran onta kepada Rasulullah Muhammad saw sementara dia dalam keadaan sujud. Beliau terus sujud hingga putrinya Fathimah tiba membuangnya.
Perlakuan bernafsu kaum Quraisy semakin bertambah sesudah pamannya Abu Thalib dan isterinya Khadijah meninggal dunia pada tahun 10 kerasulan. Karenanya dia hijrah ke wilayah Thaif. Namun ternyata disini juga dia tidak diterima, malah penduduk setempat menyuruh anak-anaknya untuk melemparinya dengan batu.
Kasih Sayang Nabi Muhammad Saw
Kasarnya tindakan pengusiran penduduk Thaif terhadap nabi Muhammad saw tidak membuat dia serta merta mendoakan mereka dengan azab. Tapi justru sebaliknya: “Bahkan saya berharap biar Tuhan mengakibatkan dari keturunan mereka orang-orang yang menyembah Tuhan dan tidak berbuat syirik kepada-Nya sedikit pun,” kata dia ketika malaikat penjaga gunung memperlihatkan kepadanya untuk menimpakan gunung Abu Qubaisy dan gunung yang di sebelahnya kepada penduduk Thaif. (Shahih Bukhari).
Dan bagaimana pun juga kasarnya perlakuan dan azab dari kaum musyrik penduduk Makkah kepadanya dan ummat pengikutnya, tapi itu tak membuatnya dendam kepada mereka di ketika pembebasan Makkah pada tahun 8 H. Malah dia saw menyampaikan amnesti besar-besaran kepada penduduk Makkah.
Keistimewaan yang Tuhan Berikan Kepadanya
a. Lima kelebihan yang tidak diberikan kepada orang sebelumnya
Dari Jabir bin Abdullah ra, nabi Muhammad saw bersabda: “Saya diberikan lima hal yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelum saya;
diberi kemenangan dengan rasa takut (yang ditimpakan kepada musuh-musuhku) dalam jarak satu bulan perjalanan,
bumi dijadikan tempat shalat dan suci untukku, maka siapa pun di antara ummatku yang mendapatkan waktu shalat hendaklah dia melakukannya,
dihalalkan untukku harta ghanimah dan itu tidak dihalalkan kepada orang sebelum saya
diberi syafa’at
dahulu nabi diutus hanya kepada kaumnya, tetapi saya diutus kepada seluruh manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Keistimewaannya di hari kiamat
Dari Anas ra., nabi Muhammad saw bersabda: “Saya ialah orang pertama yang diberikan syafaat pada hari kiamat nanti, nabi yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat, dan orang pertama yang mengetuk pintu surga” (HR. Muslim).
Keistimewaan lainnya disebutkan di dalam riwayat Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: “Saya ialah pemimpin belum dewasa Adam pada hari kiamat nanti, saya orang pertama yang dibangkitkan dari kubur, dan saya orang pertama yang diberi syafaat (oleh Allah) dan orang pertama yang memberi syafaat (kepada ummat manusia).” (HR. Muslim).
Ibadah Beliau
Aisyah ra. Berkata: Rasulullah saw pernah shalat hingga dua kakinya membengkak. Lalu dia ditegur, dia menjawab: “Apakah saya tidak pantas menjadi hamba yang bersyukur?”
Nabi Muhammad Saw Wafat
Beliau saw wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di waktu Dhuha dengan usia 63 tahun
Demikian Biografi dan Kisah Riwayat Hidup Sejarah Nabi Muhammad Rasululah SAW lengkap
Bismillahirahmanirahim, Semoga Tuhan SWT Meninggikan derajat insan agung termulia Rasul Terakhir dan pemimpin para nabi dan rasul yaitu baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW.
Yang mana Tuhan dan para malaikat bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya Tuhan dan para malaikat-Nya bersalawat (memuji dan berdoa) ke atas Nabi (Muhammad s.a.w). Wahai orang-orang yang beriman bersalawatlah kau ke atasnya serta ucapkanlah salam dengan penghormatan.[Al-Ahzab: 56]
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
Allahumma shalli `ala muhammadin wa`ala ali muhammad
Ya Tuhan kami, selawatkanlah ke atas Nabi Muhammad dan ke atas keluarganya.
Nabi Muhammad saw menerima gelar Al Amin (الأمين) yang berarti 'yang terpuji'. Nabi Muhammad saw ialah suri tauladan bagi seluruh makhluk . Nabi Muhammad saw adalah pembawa rahmat untuk seluruh alam dan merupakan Rasulullah bagi seluruh umat di dunia.
Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW merupakan satu anugerah dan karunia Tuhan SWT kepada umat insan untuk memperlihatkan jalan yang lurus dan benar. Karena itu ajarannya sangat universal; tidak hanya wacana ibadah dan keakhiratan, namun juga urusan-urusan duniawi yang meliputi semua sisi kehidupan manusia, mulai dari problem makan hingga urusan kenegaraan.
Biodata Nabi Muhammad Rasululah SAW
1. Nama : Muhammad bin ‘Abdullah bin ‘Abdul Muttalib bin Hashim
2. Tanggal Lahir : Senin, 12 Rabiul Awal / 20 April 571 M (dikenal sebagai tahun gajah; lantaran bersamaan dengan kejadian tentera bergajah Abrahah yang menyerang kota Mekah)
3. Tempat lahir : Di rumah Abu Thalib, Makkah Al-Mukarramah
4. Nama Ayah : ‘Abdullah bin ‘Abdul Muttalib bin Hashim
5. Nama Ibu : Aminah binti Wahab bin ‘Abdul Manaf
6. Pengasuh pertama: Barakah Al-Habsyiyyah (digelar Ummu Aiman. Hamba perempuan Ayah Rasulullah SAW)
7. Yang menyusui pertama: Thuwaibah (hamba perempuan Abu Lahab)
8. Yang menyusui kedua: Halimah binti Abu Zuaib As-Sa’diah (lebih dikenali Halimah As-Sa’diah. Suaminya berjulukan Abu Kabsyah)
Sejarah Ringkas Rasulullah Saw
Usia 5 Tahun
· Peristiwa pembelahan dada Rasulullah SAW yang dilakukan oleh dua malaikat untuk mengeluarkan kepingan syaitan yang wujud di dalamnya.
Usia 6 Tahun
· Ibunya Aminah binti Wahab ditimpa sakit dan wafat di Al-Abwa’ (sebuah kampung yang terletak di antara Mekah dan Madinah)
· Baginda diasuh oleh Ummu Aiman (hamba perempuan Ayah Rasulullah SAW) dan didanai oleh kakeknya ‘Abdul Muttalib.
Usia 8 Tahun
· Kakeknya, ‘Abdul Muttalib wafat.
· Baginda diasuh oleh pamannya, Abu Talib.
Usia 9 Tahun
(Sebagian riwayat menyampaikan pada usia 12 tahun).
· Bersama Pamannya, Abu Talib bermusafir ke Syam atas urusan perniagaan (berdagang).
· Di kota Busra, negeri Syam, seorang pendeta Kristen berjulukan Bahira (Buhaira) telah bertemu ketua-ketua rombongan untuk menceritakan wacana pengutusan seorang nabi di kalangan bangsa Arab yang akan lahir pada masa itu.
Usia 20 Tahun
· Terlibat dalam peperangan Fijar. Ibnu Hisyam di dalam kitab ‘Sirah’ , jilid 1, halaman 184-187 menyatakan pada ketika itu usia Nabi Muhammad SAW ialah 14 atau 15 tahun. Baginda menyertai peperangan itu beberapa hari dan berperan mengumpulkan anak panah.
· Menyaksikan ‘ perjanjian Al-Fudhul’; perjanjian tenang untuk memberi santunan kepada orang yang dizalimi di Mekah.
Usia 25 Tahun
· Bermusafir kedua ke Syam atas urusan perniagaan barang milik Khadijah binti Khuwailid Al-Asadiyah.
· Perjalanan ke Syam ditemani oleh Maisarah; lelaki suruhan Khadijah.
· Baginda SAW bersama Abu Talib dan beberapa sahabat pamannya yang lain pergi bertemu Amru bin Asad (Paman Khadijah) untuk meminang Khadijah yang berusia 40 tahun ketika itu.
· Mas kawin baginda kepada Khadijah ialah sebanyak 500 dirham.
Usia 35 Tahun
· Banjir besar melanda Mekah dan meruntuhkan dinding Ka’abah.
· Renovasi Ka’abah dilakukan oleh pembesar-pembesar dan penduduk Mekah.
· Rasulullah SAW diberi kemuliaan untuk meletakkan ‘Hajarul-Aswad’ ke tempat asal dan sekaligus meredakan perbedaan pendapat wacana perletakan watu tersebut.
Usia 40 Tahun
· Menerima wahyu di gua Hira’ sebagai peresmian menjadi Nabi dan Rasul selesai zaman.
Usia 53 Tahun
· Berhijrah ke Madinah Al-Munawwarah dengan ditemani oleh Sayidina Abu Bakar As-Siddiq.
· Sampai ke Madinah pada tanggal 12 Rabiul Awal / 24 September 622 M.
Usia 63 Tahun
· Rasulullah SAW wafat di Madinah Al-Munawwarah pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun 11 H / 8 Juni 632 M.
Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad saw lahir di Makkah pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah dalam keadaan yatim.
Penamaan tahun Gajah berkaitan dengan kejadian pasukan Gajah yang dipimpin oleh Abrahah, Gubernur Yaman yang ingin menghancurkan Ka’bah. Namun sebelum hingga ke kota Makkah, mereka diserang oleh pasukan burung yang membawa batu-batu kerikil panas (lihat QS Al-Fil: 1-5).
Kelahiran Nabi Muhammad Saw bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi
Sekitar tahun 570 M, Mekah ialah sebuah kota yang sangat penting dan populer di antara kota-kota di negeri Arab, baik lantaran tradisinya ataupun lantaran letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai menghubungkan Yaman di Selatan dan Syiria di Utara. Dengan adanya Ka’bah di tengah kota, Mekah menjadi sentra keagamaan Arab. Di dalamnya terdapat 360 berhala, mengelilingi berhala utama, Hubal. Mekah kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab pada masa itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat jazirah Arab dengan luas satu juta mil persegi.
Nabi Muhammad dilahirkan dalam keluarga bani Hasyim di Mekah pada hari senin, tanggal 9 Rabi’ul Awwal, pada permulaan tahun dari Peristiwa Gajah. Maka tahun itu dikenal dengan Tahun Gajah. Dinamakan demikian lantaran pada tahun itu pasukan Abrahah, gubernur kerajaan Habsyi (Ethiopia), dengan menunggang gajah menyerang Kota Mekah untuk menghancurkan Ka’bah. Bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 bulan April tahun 571 M. Ini berdasarkan penelitian ulama terkenal, Muhammad Sulaiman Al-manshurfury dan peneliti astronomi, Mahmud Pasha.
Nabi Muhammad ialah anggota bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang berkuasa dalam suku Quraisy. Kabilah ini memegang jabatan siqayah. Nabi Muhammad lahir dari keluarga terhormat yang relatif miskin. Ayahnya berjulukan Abdullah anak Abdul Muthalib, seorang kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya. Ibunya ialah Aminah binti Wahab dari bani Zuhrah. Muhammad SAW. Nabi terakhir ini dilahirkan dalam keadaan yatim lantaran ayahnya meninggal dunia tiga bulan sesudah dia menikahi Aminah.
Ramalan wacana kedatangan atau kelahiran Nabi Muhammad sanggup ditemukan dalam kitab-kitab suci terdahulu. Al-Qur’an dengan tegas menyatakan bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW telah diramalkan oleh setiap dan semua nabi terdahulu, yang melalui mereka perjanjian telah dibuat dengan umat mereka masing-masing bahwa mereka harus mendapatkan atas kerasulan Muhammad SAW nanti.
Seperti dalam Qs. Ali ‘Imran ayat 81
“Dan (ingatlah), ketika Tuhan mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa Kitab dan pesan yang tersirat Kemudian tiba kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, pasti kau akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. Tuhan berfirman: “Apakah kau mengakui dan mendapatkan perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” mereka menjawab: “Kami mengakui”. Tuhan berfirman: “Kalau begitu saksikanlah (hai para Nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu.
Masa Menyusui
Nabi Muhammad saw pertama kalinya disusui oleh ibunya Aminah dan Tsuwaibatul Aslamiyah. Namun itu hanya beberapa hari. Selanjutnya dia disusui oleh Halimah As-Sa’diyah di perkampungan bani Sa’ad.
Nabi Muhammad saw tinggal bersama keluarga Halimah selama kurang lebih empat tahun. Di selesai masa pengasuhan keluarga Halimah ini terjadi pembedahan nabi Muhammad saw.
Masa Kanak-kanak Rosullallah
Tidak usang sesudah kelahirannya, bayi Muhammad SAW diserahkan kepada Tsuwaibah, budak perempuan pamannya, Abu Lahab, yang pernah menyusui Hamzah. Meskipun diasuh olehnya hanya beberapa hari, nabi tetep menyimpan rasa kekeluargaan yang mendalam dan selalu menghormatinya. Nabi SAW selanjutnya dipercayakan kepada Halimah, seorang perempuan badui dari Suku Bani Sa’ad. Bayi tersebut diasuhnya dengan hati-hati dan penuh kasih sayang, dan tumbuh menjadi anak yang sehat dan kekar. Pada usia lima tahun, nabi dikembalikan Halimah kepada tanggungjawab ibunya.
Sejumlah hadis menceritakan bahwa kehidupan Halimah dan keluarganya banyak dianugrahi nasib baik terus-menerus ketika Muhammad SAW kecil hidup dibawah asuhannya. Halimah mencintai baginda rasul ibarat mencintai anak sendiri, penuh kasih saying dan cinta, namun lantaran banyak kejadian yang luar biasa sehingga takut akan terjadi hal-hal yang tidak baik sehingga dikembalikanlah Rasul SAW Kepada keluarga beliau.
Muhammad SAW kira-kira berusia enam tahun, dimana tatkala asik bermain-main dengan teman-teman beliau, teman-teman dia bangga ketika ayah-ayah mereka pulang, namun Rasulullah pulang dengan tangisan menemui ibunda beliau, seraya berkata wahai ibunda mana ayah? ibunda dia terharu tampa balasan yang pasti, sehingga dalam ketidakmampuan atas balasan tersebut, hingga suatu ketika ibunda dia mengajak baginda Nabi SAW pergi kekota tempat ayah dia dimakamkan.
Sekembalinya dari pencarian Makan suami tercinta ibu Rasul tercinta jatuh sakit dan meninggal dalam perjalanan pulang, dengan sedih cita yang mendalam dan pulang bersama seorang pembantu nabi.
Sekembalinya pulang sebagai anak yatim piatu maka dia diasuh oleh kakeknya, Abdul muthalib. Namun dua tahun kemudian, kakeknyapun yang berumur 82 tahun, juga meninggal dunia. Maka pada usia delapan tahun itu, nabi ada di bawah tanggung jawab pamannya abi thalib.
PadaUsia 8 tahun, ibarat kebanyakan anak muda seumurannya, nabi memelihara kambing di mekkah dan mengembalakan di bukit dan lembah sekitarnya. Pekerjaan pengembala sekawanan domba ini cocok bagi perangai orang yang bijaksana dan perenung ibarat Muhammad SAW muda, ketika dia memperhatikan segerombolan domba, perhatiannya akan tergerak oleh gejala kekuatan mistik yang tersebar di sekelilingnya.
Masa Remaja
Diriwayatkan bahwa ketika berusia dua belas tahun, Muhammad SAW menyertai pamannya, Abu Thalib, dalam berdagang menuju Suriah, tempat kemudian dia berjumpa dengan seorang pendeta, yang dalam banyak sekali riwayat disebutkan berjulukan Bahira. Meskipun dia merupakan satu-satunya nabi dalam sejarah yang kisah hidupnya dikenal luas, masa-masa awal kehidupan Muhammad SAW tidak banyak diketahui.
Muhammad SAW, besar bersama kehidupan suku Quraisy Mekah, dan hari-hari yang dilaluinya penuh dengan pengalaman yang sangat berharga. Dengan kelembutan, kehalusan akal dan kejujuran dia maka orang Quraisy Mekkah memberi gelar kepada dia dengan Al-Amin yang artinya orang yang sanggup dipercaya.
Pada usia 30 tahunan, Muhammad SAW sebagai tanda kecerdasan dan bijaksanya beliau, Nabi SAW bisa mendamaikan perselisihan kecil yang muncul di tengah-tengah suku Quraisy yang sedang melaksanakan renovasi Ka’bah.
Mereka mempersoalkan siapa yang paling berhak menempatkan posisi Hajar Aswad di Ka’bah.
Beliau membagi kiprah kepada mereka dengan teknik dan taktik yang sangat adil dan melegakan hati mereka
Pernikahan Nabi Muhammad Saw
Pada masa mudanya, dia telah menjadi pengusaha sukses dan hidup berkecukupan dari hasil usahanya . Pada usia yang ke-25 tahun, Muhammad saw menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, seorang janda kaya berusia 40 tahun. Pernikahan ini diawali dengan lamaran Khadijah kepada Muhammad saw sesudah melihat dan mendengar kelebihan-kelebihan dan akhlaknya.
Isteri-isteri Rasulullah Muhammad Saw
Adapun Isteri-isteri Muhammad SAW berjumlah 11 Orang, Yaitu :
Khadijah binti Khuwailid
Saudah binti Jam’ah
Aisyah Binti Abu Bakar ra
Hafshah binti Umar ra
Hindun Ummu Salamah binti Abu Umayyah
Ramlah Ummu Habibah binti Abu Sofyan
Zainab binti jahsyin
Zainab binti Khuzaimah
Maimunah binti Al-Harts Al-Haliyah
Juwairiyah binti Al-Haarits
Sofiyah binti Huyay
Nabi Muhammad menikahi mereka semua sesudah Khadijah meninggal dunia. Dan mereka semua dia nikahi dalam keadaan janda, kecuali Aisyah ra.
Jika dilihat dari faktor tiap ijab kabul beliau, semuanya memiliki relasi yang berpengaruh dengan dakwah dan aliran Islam yang dibawanya.
Dari 11 isteri Nabi SAW ini yang wafat ketika Nabi SAW masih hidup ialah 2 orang yaitu Khadijah dan Zainab binti Khuzaimah, sedangkan isteri Nabi yang 9 orang masih hidup ketika Nabi SAW Wafat. Istri Nabi SAW yang tersebut disebut dengan Ummul Mu’minin artinya ibu orang-orang beriman. Mereka banyak menolong penyebaran agama islam di kalangan kaum ibu.
Nabi Muhammad SAW memiliki 7 orang anak, 3 pria dan 4 perempuan yaitu :
Qasim
Abdullah
Zainab
Fatimah
Ummu Kalsum
Rukayyah
Ibrahim
Ibu belum dewasa Nabi SAW itu semuanya dari isteri nabi Khadijah, kecuali Ibrahim, yang ibu mariyatul qibtiyyah ( seorang hamba perempuan yang dihadiahkan oleh seorang pembesar mesir kepada Nabi SAW, belum dewasa Nabi SAW tersebut Wafat pada ketika Nabi SAW masih hidup, kecuali Fatimah yang wafat beberapa bulan sesudah Nabi SAW wafat.
Diriwayatkan tatkala Nabi SAW akan wafat dia membisikkan kepada Fatimah ra, bahwa dia akan berpulang ke hadirat Allah, dan mendengar itu Fatimah menangis dengan sedih, dan beberapa ketika sesudah itu Nabi SAW membisikan lagi sesuatu kepada Fatimah ra, mendengar bisikan yang kedua ini Fatimah ra tersenyum, ternyata bisikan bahwa dikabarkan bahwa sesudah Nabi SAW wafat tidak ada orang yang pertama meninggal kecuali Fatimah ra, sungguh mulia Fatimah tersenyum walau mendengar kabar yang wacana wafat nya diri beliau, tapi semua tertutup lantaran cinta yang mendalam kepada sang ayah tercinta.
Kerasulan Muhammad SAW
Awal Kerasulan
Menjelang usianya yang keempat puluh, Muhammad SAW terbiasa memisahkan diri dari pergaulan masyarakat umum, untuk berkontemplasi di Gua Hira, beberapa kilometer di Utara Mekah..
Di gua tersebut, nabi mula-mula hanya berjam-jam saja, kemudian berhari-hari bertafakur.
Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama dari Tuhan melalui Malaikat Jibril.
Pada ketika dia tidur dan terbangun dengan tiba-tiba pada malam itu di gua berjulukan Hira, dalam ketakutan yang luar biasa, seluruh tubuhnya, seluruh diri bathinnya, dicengkeram oleh sebuah kekuatan yang sangat besar, seperti seorang malaikat telah mencengkeram dia dalam pelukan yang menyeramkan yang seakan mencabut kehidupan dan napas darinya. Ketika dia berbaring di sana, remuk redam, dia mendengar perintah, “Bacalah!” dia tidak sanggup melaksanakan ini dia bukan penyair terdidik, bukan peramal, bukan penyair dengan seribu kalimat yang tersusun dengan baik yang siap dibibir beliau. Ketika itu dia protes bahwa dia ialah buta huruf, malaikat itu merangkulnya lagi dengan kekuatan yang begitu rupa, hingga turunlah ayat yang pertama yaitu ayat 1 hingga 5 dalam surat Al-‘Alaq :
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
Dia telah membuat insan dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha pemurah,
Yang mengajar (manusia) dengan mediator kalam,
Dia mengajar kepada insan apa yang tidak diketahuinya.
Dia merasa ketakutan lantaran belum pernah mendengar dan mengalaminya. Dengan turunnya wahyu yang pertama itu, berarti Muhammad SAW telah dipilih Tuhan sebagai nabi. Dalam wahyu pertama ini, dia belum diperintahkan untuk menyeru insan kepada suatu agama.
Peristiwa turunnya wahyu itu mengambarkan telah diangkatnya Muhammad SAW sebagai seorang nabi peserta wahyu di tanah Arab. Malam terjadinya kejadian itu kemudian dikenal sebagai “Malam Penuh Keagungan” (Laylah al-qadar), dan berdasarkan sebagian riwayat terjadi menjelang selesai bulan Ramadhan. Setelah wahyu pertama turun, yang menandai masa awal kenabian, berlangsung masa kekosongan, atau masa jeda (fatrah).
Ketika hati Muhammad SAW diliputi kegelisahan yang sangat dan mencicipi beban emosi yang menghimpit, dia pulang ke rumah dengan perasaan waswas, dan meminta istrinya untuk menyelimutinya. Saat itulah turun wahyu yang kedua yang berbunyi :
“Wahai kau yang berselimut! Bangkit dan berilah peringatan!!
Dan seterusnya, yaitu surat al-Muddatstsir: 1-7. Wahyu yang telah, dan kemudian turun sepanjang hidup Muhammad SAW, muncul dalam bentuk suara-suara yang berbeda-beda. Tapi pada periode selesai kenabiannya, wahyu surah-surah Madaniyah turun dalam satu suara.
Pengetahuan Kerasulan
Setelah beberapa usang dakwah Nabi Muhammad SAW tersebut dilaksanakan secara individual, turunlah perintah biar nabi menjalankan dakwah secara terbuka. Mula-mula dia mengundang dan menyeru kerabat karibnya dan Bani Abdul Muthalib. Beliau menyampaikan di tengah-tengah mereka, “Saya tidak melihat seorang pun di kalangan Arab yang sanggup membawa sesuatu ke tengah-tengah mereka lebih baik dari apa yang saya bawa kepada kalian. Kubawakan kepada kalian dunia dan alam abadi yang terbaik. Tuhan memerintahkan saya mengajak kalian semua. Siapakah diantara kalian yang mau mendukung saya dalam hal ini?”. Mereka semua menolak kecuali Ali bin Abi Thalib.
Pada permulaan dakwah ini orang yang pertama-tama merima dakwah nabi yaitu dengan masuk Islam adalah, dari pihak pria cerdik balig cukup akal ialah Abu Bakar Ash-Shiddiq, dari pihak perempuan ialah isteri nabi SAW yaitu Khadijah, dan dari pihak belum dewasa ialah Ali bin Abi Thalib ra.
Dalam memulai dakwah nabi banyak menerima halangan dari pihak kafir quraisy mekah dan banyak sekali bujuk rayu yang dilakukan kaum Quraisy untuk menghentikan dakwah Nabi gagal, tindakan-tindakan kekerasan secara fisik yang sebelumnya sudah dilakukan semakin ditingkatkan. Kekejaman yang dilakukan oleh penduduk Mekah terhadap kaum muslimin itu, mendorong Nabi Muhammad SAW untuk mengungsikan sahabat-sahabatnya ke luar Mekah. Pada tahun kelima kerasulannya, nabi menetapkan Habsyah (Ethiopia) sebagi negeri tempat pengungsian.
Usaha orang-orang Quraisy untuk menghalangi hijrah ke Habsyah ini, termasuk membujuk Negus (Raja) biar menolak kehadiran umat Islam di sana, gagal. Bahkan, di tengah meningkatnya kekejaman itu, dua orang Quraisy masuk Islam, Hamzah dan Umar ibn Khathab. Dengan masuk Islamnya dua tokoh besar ini posisi Islam semakin kuat. Tatkala banyaknya tekanan dari banyak sekali pihak Nabi SAW mengalami kesedihan yang mendalam yaitu wafat nya seorang paman yaitu Abu Thalib sebagai pelindung dan isteri tercinta yang setia menemani hari-hari dia yaitu Khadijah binti Khuwailid, sehingga Tuhan menghibur hati baginda Rasul SAW dengan terjadinya Isra’ dan Mi’rajnya Nabi Muhammad SAW. diriwayatkan pada suatu malam ketika Nabi SAW ada di Masjidil Haram di Mekkah, datanglah Jibril as. Dan beserta malaikat yang lain, kemudian dibawanya dengan mengendarai Buroq ke Masjidil Aqsa di negeri Syam, kemudian Nabi SAW dinaikkan ke langit untuk diperlihatkan kepada Nabi SAW gejala kebesaran dan kekayaan Tuhan SWT, pada malam itu juga Nabi SAW kembali kenegeri Mekkah. Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso dinamakan Isra, dan dinaikkannya Nabi SAW dari Masjidil Aqso ke langit disebut Mi’raj. Pada malam inilah mulai di wajibkan Shalat Fardlu 5 kali dalam sehari.
Tatkala banyaknya tekanan dari banyak sekali pihak Nabi SAW mengalami kesedihan yang
Setelah kejadian Isra’ dan Mi’raj, suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam muncul. Perkembangan itu diantaranya tiba dari sejumlah penduduk Yatsrib yang berhaji ke Mekah.
Mereka, yang terdiri dari suku ‘Aus dan Khazraj, masuk Islam dalam tiga gelombang.
Pertama, pada tahun kesepuluh kenabian, beberapa orang Khazraj menemui Muhammad SAW untuk masuk Islam, dan mengharapkan biar aliran Islam sanggup mendamaikan permusauhan suku ‘Aus dan Khazraj. Kedua, pada tahun keduabelas kenabian, delegasi Yatsrib terdiri dari sepuluh orang Khazraj dan dua orang ‘Aus serta seorang perempuan menemui Muhammad SAW di tempat berjulukan Aqabah
Mereka menyatakan ikrar kesetiaan. Ikrar ini dinamakan dengan perjanjian “Aqabah Pertama”. Ketiga, pada ekspresi dominan haji berikutnya, jama’ah haji yang tiba dari Yatsrib berjumlah 73 orang. Atas nama penduduk Yatsrib, mereka meminta Muhammad SAW dan Muslimin Makkah biar berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka berjanji akan membelanya dari segala ancaman. Perjanjian ini dinamakan dengan perjanjian “Aqabah Kedua”.
Dalam perjalanan ke Yatsrib nabi ditemani oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ketika di Quba, sebuah desa yang jaraknya sekitar lima kilometer dari Yatsrib, nabi istirahat beberapa hari lamanya. Dia menginap di rumah Kalsum bin Hindun. Di halaman rumah ini nabi membangun sebuah mesjid. Inilah mesjid pertama yang dibangun nabi, sebagai sentra peribadatan. Tak usang kemudian, Ali bin Abi Thalib menyusul nabi, sesudah menuntaskan segala urusan di Mekah
Sementara itu, penduduk Yatsrib menunggu-nunggu kedatanganya. Waktu yang mereka tunggu-tunggu itu tiba, mereka menyambut nabi dan kedua sahabatnya dengan penuh kegembiraan. Sejak itu, sebagai penghormatan terhadap nabi, nama kota Yatsrib diubah menjadi Madinatun Nabi (Kota Nabi) atau sering disebut Madinatul Munawwarah (Kota yang bercahaya), lantaran dari sanalah sinar Islam memancar keseluruh dunia
Kejadian itu disebut dengan “hijrah” bukan sepenuhnya sebuah “pelarian”, tetapi merupakan rencana perpindahan yang telah dipertimbangkan secara seksama selama sekitar dua tahun sebelumnya. Tujuh belas tahun kemudian, Khalifah Umar bin Khattab menetapkan ketika terjadinya kejadian hijrah sebagai awal tahun Islam, atau tahun qamariyah
Akhir Masa Kerosulan
Pembentukan Negra Madinah
Setelah tiba dan diterima penduduk Yatsrib (Madinah), Nabi Muhammad SAW resmi sebagai pemimpin penduduk kota itu. Babak gres dalam sejarah Islam pun dimulai. Berbeda dengan periode Mekah, pada periode Madinah, Islam merupakan kekuatan politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad SAW memiliki kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala negara. Dengan kata lain, dalam diri nabi terkumpul dua kekuasaan, kekuasaam spiritual dan kekuasaan duniawi. Kedudukannya sebagai rasul secara otomatis merupakan kepala Negara.
Dengan terbentuknya Negara Madinah, Islam makin bertambah kuat. Perkembangan Islam yang pesat itu membuat orang-orang Mekah dan musuh-musuh Islam lainnya menjadi risau. Kerisauan ini akan mendorong orang-orang Quraisy berbuat apa saja. Untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan gangguan dari musuh, nabi, sebagi kepala pemerintahan, mengatur siasat dan membentuk pasukan tentara. Umat Islam diijinkan berperang dangan dua alasan: (1) untuk mempertahankan diri dan melindungi hak miliknya, dan (2) menjaga keselamatan dalam penyebaran kepercayaan dan mempertahankannya dari orang-orang yang menghalang-halanginya.
Dalam sejarah Madinah ini memang banyak terjadi peperangan sebagai upaya kaum muslimin mempertahankan diri dari serangan musuh. Nabi sendiri, di awal pemerintahannya, mengadakan beberapa ekspedisi ke luar kota sebagai agresi siaga melatih kemampuan calon pasukan yang memang mutlak diharapkan untuk melindungi dan mempertahankan negara yang gres dibentuk. Perjanjian tenang dengan banyak sekali kabilah di sekitar Madinah juga diadakan dengan maksud memperkuat kedudukan Madinah.
Pada tahun 9 dan 10 Hijriyah (630-632 M) banyak suku dari pelosok Arab mengutus delegasinya kepada Nabi Muhammad SAW menyatakan ketundukan mereka. Masuknya orang Mekah ke dalam agama Islam rupanya memiliki efek yang amat besar pada penduduk padang pasir yang liar itu. Tahun itu disebut dengan tahun perutusan. Persatuan bangsa Arab telah terwujud; peperangan antara suku yang berlangsung sebelumnya telah berkembang menjadi persaudaraan seagama.
Setelah itu, Nabi Muhammad SAW segera kembali ke Madinah. Beliau mengatur organisasi masyarakat kabilah yang telah memeluk agama Islam. Petugas keagamaan dan para dai’ dikirim ke banyak sekali kawasan dan kabilah untuk mengajarkan ajaran-ajaran Islam, mengatur peradilan, dan memungut zakat. Dua bulan sesudah itu, Nabi menderita sakit demam. Tenaganya dengan cepat berkurang. Pada hari senin tanggal 12 Rabi’ul Awal 11 H/ 8 Juni 632 M., Nabi Muhammad SAW wafat di rumah istrinya Aisyah.
Nama dan Gelar Nabi Muhammad Saw
Di dalam HR Bukhari dan Muslim disebutkan nama dan gelar Nabi Muhammad SAW, antara lain :
– Ahmad
– Al-Mahi
– Al-Hasyir
– Al-‘Aqib
– Muqaffi
– Nabiyyuttaubah
– Nabiyyurrahmah.
Pengertian nama-nama nabi Muhammad Saw :
Ahmad : yang paling terpuji lantaran budbahasa karimahnya, dan paling banyak memuji Allah.
Al-Mahi ( pengikis/penghapus) : lantaran Tuhan mengikis kekufuran dengan mengutusnya,
Al-Hasyir (penghimpun) : lantaran nanti di hari kiamat seluruh insan berhimpun di hadapan beliau, ada yang menyampaikan di bawah perintah beliau.
Al-‘Aqib (penutup) : lantaran beliaulah nabi dan rasul penutup.
Muqaffi (yang mengikuti) : maksudnya mengikuti dan melanjutkan jejak risalah para nabi.
Nabiyyuttaubah (nabi taubat) : meski dia sudah ma’shum dalam artian higienis dari dosa, namun dia banyak bertaubat. Dalam satu riwayat dia bertaubat hingga 70 kali sehari, dan dalam riwayat lain hingga 100 kali.
Nabiyyurrahmah (nabi ramhat) : dia ialah seorang nabi yang penuh kasih hatta dalam peperangan pun, diutusnya dia ke bumi ini ialah sebagai rahmat bagi semesta alam.
Nama-nama tersebut berdasarkan penuturan dia sendiri. Dan kita tahu bahwa setiap sabda dia ialah berdasarkan wahyu. Kaprikornus bisa disimpulkan bahwa yang memberi nama/gelar tersebut ialah Tuhan Swt.
Nasab Nabi Muhammad Saw
Di dalam buku Shahih Bukhari kepingan Mab’ats an-Nabiyyi saw, Imam Bukhari merincikan silsilah nasab Nabi Muhammad saw sebagai berikut: Muhammad saw bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qusyai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’add bin Adnan.
Imam Bukhari menambahkan di dalam Kitab Tarikh al-Kabir: Adnan bin Udud bin Al-Maqum bin Nahur bin Tarh bin Ya’rab bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim. Menurut para pakar – sebagaimana yang disebutkan oleh sejarawan Syekh Abdurrahman bin Yahya Al-Yamany –antara Adnan dan Ismail ada sekitar 40 kakek.
Muhammad Saw di Mata Penduduk Makkah
Sejak kecil Muhammad Saw jauh dari tradisi-tradisi jahiliyah dan tidak pernah melaksanakan penyembahan terhadap tuhan berhala. Namun demikian dia tetaplah seorang yang santun dan jujur, karenanya dia populer dengan gelar Al-Amien (orang yang terpercaya).
Muhammad Saw Menjadi Rasul Allah
Turunnya wahyu pertama QS. Al-A’la: 1-5 di gua Hira pada hari Senin di bulan bulan mulia pada usia yang ke 40 menjadi awal kerasulan Muhammad saw. Wahyu pertama tersebut berisi: “1) Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Yang membuat insan dari segumpal darah, 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4) Yang mengajari (manusia) dengan pena, 5) Dia mengajarkan insan apa yang tidak diketahuinya.”
Setelah mendapatkan wahyu tersebut, Muhammad saw pulang menemui Khadijah dan mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dirinya. Khadijah menenangkan: “Bergembiralah! Demi Allah, Dia tidak akan pernah menyia-nyiakanmu. Demi Allah, engkau ini menghubungkan shilaturrahim (hubungan kerabat), berkata jujur, menanggung beban orang lemah, membantu orang yang tidak punya, memuliakan tamu, menolong orang-orang yang ditimpa bencana.”
Khadijah kemudian mempertemukannya dengan anak pamannya Waraqah bin Naufal, seorang pendeta Nasrani. Setelah menjelaskan kejadian yang gres dialaminya di gua Hira, Waraqah menjelaskan bahwa yang tiba kepada Muhammad saw itu ialah malaikat yang pernah tiba kepada nabi Musa As.
“Andai kata saya masih hidup dan berpengaruh di ketika engkau diusir oleh kaummu” kata Waraqah.
“Apakah mereka akan mengusirku?” Tanya Muhammad Saw. “Ya…,” jawabnya. (lihat HR Bukhari dan Muslim).
Nabi Muhammad Saw Hijrah ke Madinah
Nabi Saw hijrah ke Madinah pada tahun ke 13 kenabian yang bertepatan dengan tahun 622 M. Di dalam riwayat Ibnu Ishak dijelaskan bahwa dia keluar dari rumahnya yang ketika itu sedang dikepung oleh pasukan bersenjata kaum musyrik Makkah yang ingin membunuhnya. Lalu Tuhan Swt menidurkan mereka. Sambil membaca QS. Yasin: 1-9 dia manaruh pasir di kepala mereka semua, kemudian pergi ke rumah Abu Bakar untuk hijrah bersama ke kota Madinah. Nabi Muhammad saw tiba di Madinah pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 1 Hijriyah.
Peperangan Nabi Muhammad Saw
Yang mendasari peperangan nabi Muhammad Saw ialah ayat-ayat berikut :
– “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi lantaran sebetulnya mereka dizhalimi.” (Al-Hajj: 39).
– “Perangilah di jalan Tuhan orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas, sungguh Tuhan tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (QS. Al-Baqarah: 190).
Dalam hal ini ada aturan-aturan perang, antara lain: Jangan membunuh anak-anak, orang tua, orang yang menyerah, pendeta dan petugas rumah ibadah yang tidak menyerang, binatang tanpa tujuan maslahat, jangan membunuh dengan cara yang sadis dan hiperbola (Tafsir Ibnu Katsir).
Dari sini terang bahwa peperangan nabi Muhammad saw ialah sebagai upaya pembelaan terhadap hak, bukan wasilah untuk islamisasi apalagi balas dendam. Adapun jumlah peperangan yang diikutinya ada sebanyak 27 kali.
Akhlak Nabi Muhammad Saw
Tuhan SWT menggambarkan budbahasa nabi Muhammad secara umum di dalam QS. Al-Qalam ayat 4: “Dan sebetulnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur”
a. Kesabaran Nabi Muhammad Saw
Tidak sedikit beban yang ditanggung oleh nabi Muhammad saw dalam membuatkan dakwah aliran yang dibawanya. Ejekan, makian, perlakuan bernafsu dan bahaya pembunuhan diterimanya dari orang-orang musyrik Makkah. Namun itu semuanya tak membuat kesabarannya luntur.
Dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim diceritakan bahwa Uqbah bin Abu Mu’ith pernah mencampakkan kotoran onta kepada Rasulullah Muhammad saw sementara dia dalam keadaan sujud. Beliau terus sujud hingga putrinya Fathimah tiba membuangnya.
Perlakuan bernafsu kaum Quraisy semakin bertambah sesudah pamannya Abu Thalib dan isterinya Khadijah meninggal dunia pada tahun 10 kerasulan. Karenanya dia hijrah ke wilayah Thaif. Namun ternyata disini juga dia tidak diterima, malah penduduk setempat menyuruh anak-anaknya untuk melemparinya dengan batu.
Kasih Sayang Nabi Muhammad Saw
Kasarnya tindakan pengusiran penduduk Thaif terhadap nabi Muhammad saw tidak membuat dia serta merta mendoakan mereka dengan azab. Tapi justru sebaliknya: “Bahkan saya berharap biar Tuhan mengakibatkan dari keturunan mereka orang-orang yang menyembah Tuhan dan tidak berbuat syirik kepada-Nya sedikit pun,” kata dia ketika malaikat penjaga gunung memperlihatkan kepadanya untuk menimpakan gunung Abu Qubaisy dan gunung yang di sebelahnya kepada penduduk Thaif. (Shahih Bukhari).
Dan bagaimana pun juga kasarnya perlakuan dan azab dari kaum musyrik penduduk Makkah kepadanya dan ummat pengikutnya, tapi itu tak membuatnya dendam kepada mereka di ketika pembebasan Makkah pada tahun 8 H. Malah dia saw menyampaikan amnesti besar-besaran kepada penduduk Makkah.
Keistimewaan yang Tuhan Berikan Kepadanya
a. Lima kelebihan yang tidak diberikan kepada orang sebelumnya
Dari Jabir bin Abdullah ra, nabi Muhammad saw bersabda: “Saya diberikan lima hal yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelum saya;
diberi kemenangan dengan rasa takut (yang ditimpakan kepada musuh-musuhku) dalam jarak satu bulan perjalanan,
bumi dijadikan tempat shalat dan suci untukku, maka siapa pun di antara ummatku yang mendapatkan waktu shalat hendaklah dia melakukannya,
dihalalkan untukku harta ghanimah dan itu tidak dihalalkan kepada orang sebelum saya
diberi syafa’at
dahulu nabi diutus hanya kepada kaumnya, tetapi saya diutus kepada seluruh manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Keistimewaannya di hari kiamat
Dari Anas ra., nabi Muhammad saw bersabda: “Saya ialah orang pertama yang diberikan syafaat pada hari kiamat nanti, nabi yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat, dan orang pertama yang mengetuk pintu surga” (HR. Muslim).
Keistimewaan lainnya disebutkan di dalam riwayat Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: “Saya ialah pemimpin belum dewasa Adam pada hari kiamat nanti, saya orang pertama yang dibangkitkan dari kubur, dan saya orang pertama yang diberi syafaat (oleh Allah) dan orang pertama yang memberi syafaat (kepada ummat manusia).” (HR. Muslim).
Ibadah Beliau
Aisyah ra. Berkata: Rasulullah saw pernah shalat hingga dua kakinya membengkak. Lalu dia ditegur, dia menjawab: “Apakah saya tidak pantas menjadi hamba yang bersyukur?”
Nabi Muhammad Saw Wafat
Beliau saw wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di waktu Dhuha dengan usia 63 tahun
Demikian Biografi dan Kisah Riwayat Hidup Sejarah Nabi Muhammad Rasululah SAW lengkap
0 Response to "Biografi Dan Dongeng Riwayat Hidup Sejarah Nabi Muhammad Rasululah Saw Lengkap Dari Lahir Hingga Wafat"
Posting Komentar